Jumat, 01 November 2013

Produksi Bioetanol dari Buah Apel

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
Produksi Bioetanol dari Buah Apel

Disusun oleh Kelompok 2
Anggota kelompok:
Armila Mimity
Marzuki
Mia Adha
M. Ainul Yaqin

PUSAT LABORATORIUM TERPADU (PLT)
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Bab I

Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
            Etanol diketahui merupakan salah satu senyawa yang banyak digunakan dalam menunjang beragam kegiatan manusia. Senyawa ini diketahui banyak digunakan dalam industri makanan, minuman, bahan bakar, dan bioteknologi lain. Etanol dapat diperoleh dari tumbuhan yang mengandung gula atau karbohidrat. Secara umum etanol biasa digunakan sebagai bahan baku industri turunan alkohol, campuran untuk minuman keras, bahan dasar industri farmasi, kosmetika, dan dewasa ini digunakan sebagai campuran bahan bakar untuk kendaraan bermotor (Prakasham dan Ramakrishna, 1998). Penggunaan yang luas dari etanol membuat senyawa ini menjadi potensial untuk selalu dikembangkan. Seperti yang telah diuraikan di atas, bahan baku pembuatan etanol sangat luas dan dapat dengan mudah ditemukan di sekitar kita seperti tumbuh-tumbuhan yang mengandung banyak gula atau karbohidrat. Produksi etanol menggunakan prinsip fermentasi dengan bantuan yeast atau khamir. Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel pada keadaan anaerob (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi merupakan salah satu bentuk respirasi anaerob, definisi fermentasi dapat juga dikatakan sebagai perubahan gradual oleh enzim beberapa bakteri, khamir, dan jamur. Contoh perubahan kimia dari fermentasi meliputi pengasaman susu, dekomposisi pati gula menjadi alkohol dan karbon dioksida, serta oksidasi senyawa nitrogen organik. Fermentasi diartikan pula sebagai pertumbuhan mikroorganisme yang terjadi tanpa adanya oksigen. Dari mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi yang paling penting adalah bakteri pembentuk asam laktat, asam asetat, asam sitrat dan beberapa jenis khamir penghasil alkohol. Untuk hidup semua mikroorganisme membutuhkan sumber energi, sumber energi diperoleh dari metabolisme bahan pangan di mana mikroorganisme tersebut berada (Buckle, 1987). Pada praktikum ini akan digunakan bahan baku yaitu buah apel untuk produksi etanol.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat diambil dari praktikum ini
adalah :
a. Bagaimana proses pembuatan etanol dengan menggunakan prinsip
destilasi sederhana?
b. Berapa banyak etanol yang dihasilkan dari buah apel?

1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
a. Memahami proses pembuatan etanol dari buah apel menggunakan prinsip destilasi sederhana.
b. Mengetahui berapa banyak etanol yang dihasilkan dari buah apel.

1.4 Manfaat
Manfaat yang didapat setelah melakukan praktikum ini
adalah mampu membuat etanol dari bahan-bahan yang ada di sekitar kita dengan menggunakan prinsip destilasi sederhana yang dapat dikembangkan secara komersial nantinya.

1.5 Waktu dan Tempat
            Praktikum kali ini dilaksanakan pada Kamis, 17 Oktober 2013 pukul 13.00 WIB di Pusat Laboratorium Terpadu (PLT).

Bab II
Dasar Teori
            Etanol atau etil alkohol atau yang di pasaran lebih dikenal sebagai alkohol merupakan senyawa organik yang mempunyai rumus kimia C2H5OH (senyawa hidrokarbon dengan gugus Hydroxyl (-OH) dengan 2 atom karbon). Secara umum etanol lebih dikenal sebagai bahan kimia yang diproduksi dari bahan baku tanaman yang mengandung karbohidrat (pati) seperti ubi kayu, ubi jalar, jagung, sorgum, beras, ganyong, dan sagu yang kemudian dipopulerkan dengan nama Bioetanol (Prakasham dan Ramakrishna, 1998). Etanol dalam suhu kamar, berbentuk cairan yang tidak berwarna, mudah terbakar, mudah menguap, mudah larut dalam air, serta tembus cahaya. Etanol adalah senyawa organik golongan alkohol primer. Sifat fisik dan kimia dari etanol bergantung pada gugus hidroksil. Reaksi yang dapat terjadi pada etanol antara lain oksidasi, dehidrasi, dehidrogenasi, dan esterifikasi (Rizani, 2000). Secara umum etanol biasa digunakan sebagai bahan baku industri turunan alkohol, campuran untuk minuman keras, bahan dasar industri farmasi, kosmetika, dan dewasa ini digunakan sebagai campuran bahan bakar untuk kendaraan bermotor. Selain dapat diproduksi dari bahan baku tanaman yang mengandung pati atau karbohidrat, etanol juga dapat diproduksi dari bahan tanaman yang mengandung selulosa, misalnya jerami padi, namun dengan adanya lignin mengakibatkan proses penggulaannya menjadi lebih sulit, sehingga pembuatan etanol dari selulosa sementara ini tidak direkomendasikan. Meskipun teknik produksi etanol/bioetanol merupakan teknik yang sudah lama diketahui, namun penggunaan etanol untuk bahan bakar kendaraan memerlukan etanol dengan karakteristik tertentu yang memerlukan teknologi yang relatif baru di Indonesia antara lain mengenai neraca energi (energy balance) dan efisiensi produksi, sehingga penelitian lebih lanjut mengenai teknologi proses produksi ethanol masih perlu dilakukan. Secara singkat teknologi proses produksi etanol/bioetanol tersebut dapat dibagi dalam tiga tahap, yaitu persiapan bahan baku, liquefikasi dan sakarifikasi, fermentasi, distilasi, dan dehidrasi (Palmqvist, 1998).
            Destilasi merupakan salah satu metode pemisahan campuran disamping metode yang lain seperti filtrasi, kristalisasi, sublimasi, Kromatografi. Destilasi didasarkan pada perbedaan titik didih campuran. Destilasi atau penyulingan digunakan untuk memisahkan campuran homogen (serba sama), seperti campuran air dan alkohol, air laut. Secara teoritis, destilasi juga dapat digunakan untuk memurnikan air sadah. Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer (sebagian besar adalah air dan etanol). Titik didih etanol murni adalah 78 C sedangkan air adalah 100 C (kondisi standar). Dengan memanaskan larutan pada suhu rentang 78 - 100 C akan
mengakibatkan sebagian besar etanol menguap, dan melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95 % volume. Hasil perasan tape kemudian dialirkan ke dalam tangki
fermentasi dan didinginkan pada suhu optimum kisaran 27 sd 32 C, dan membutuhkan ketelitian agar tidak terkontaminasi oleh mikroba lainnya. Karena itu keseluruhan rangkaian proses dari liquefaction, sakarifikasi dan fermentasi haruslah dilakukan pada kondisi bebas kontaminan.
            Saccharomyces adalah salah satu genus dalam kerajaan jamur yang mencakup banyak jenis ragi. Kata Saccharomyces berasal dari bahasa Latin yang berarti gula jamur. Banyak anggota dari genus ini dianggap sangat penting dalam produksi makanan. Salah satu contoh adalah Saccharomyces cerevisiae, yang digunakan dalam pembuatan anggur, roti, dan bir. Saccharomyces cerevisiae adalah jamur bersel tunggal yang telah banyak dikenal dalam berbagai bidang ilmu, seperti industri makanan dan bioteknologi. Jamur ini merupakan mikroorganisme pertama yang dikembangbiakkan oleh manusia untuk membuat makanan (sebagai ragi roti, sekitar 100 SM, Romawi kuno) dan minuman (sebagai jamur fermentasi bir dan anggur, sekitar 7000 SM, di Assyria, Caucasia, Mesopotamia, dan Sumeria). Jamur Saccharomyces cerevisiae, atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama jamur ragi, telah memiliki sejarah yang luar biasa di industri fermentasi. Karena kemampuannya dalam menghasilkan alkohol inilah, Saccharomyces
cerevisiae disebut sebagai mikroorganisme yang aman (Generally Regarded as Safe/GRAS) yang paling komersial saat ini. Dengan menghasilkan berbagai minuman beralkohol, Saccharomyces cerevisiae banyak dikembangkan dalam proses bioteknologi di dunia. Seiring dengan berkembangnya genetika molekuler, S. cerevisiae juga digunakan untuk menciptakan revolusi terbaru manusia di bidang rekayasa genetika. S. cerevisiae yang sering mendapat julukan sebagai super jamur telah menjadi mikroorganisme frontier di berbagai bioteknologi modern.

Bab III

Metodologi
3.1 Alat dan Bahan
Dalam praktikum kali ini, bahan yang digunakan adalah buah apel, ragi tape, aquades, dan urea. Peralatan yang digunakan adalah beaker glass 1000 ml, gelas ukur, timbangan analitik, wadah plastik, kain, tali rapia, penangas, spatula, thermometer dan alat destilasi.

3.2 Cara Kerja
Persiapan Substrat. Substrat adalah media pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae, berbentuk cair yang di dalamnya mengandung nutrisi untuk pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae. Substrat dalam penelitian ini adalah buah apel 500 gram. Buah apel terlebih dahulu direbus.
Proses fermentasi. Sejumlah 10% starter (ragi) dan 2% urea diinokulasikan ke dalam substrat (buah apel) fermentasi dalam keadaan yang aseptis maka proses selanjutnya adalah melakukan fermentasi substrat yang telah diinokulasi dengan starter. Proses fermentasi dilakukan di dalam ruangan khusus yang sudah diatur agar tetap memenuhi persyaratan optimal pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae. Proses fermentasi dilaksanakan selama 5 hari. Pengujian kadar alcohol dilakukan dengan proses destilasi.
Variabel penelitian. Variabel yang diamati dalam penelitian adalah kadar alkohol.
Prosedur pengujian kadar alkohol. Prosedur pengujian kadar alcohol dilakukan destilasi. Air hasil fermentasi dari buah apel diperas menggunakan saringan. Setelah didapat substrat dalam bentuk cairan, substrat dimasukkan ke dalam teko listrik yang terdapat pada alat destilasi rancangan. Selanjutnya didestilasi pada suhu 800C. Destilat ditampung di dalam wadah. Kemudian dihitung volume destilat yang dihasilkan.

Bab IV
Hasil dan Pembahasan

Jenis
Volume Destilat
Apel
1,5 ml

            Praktikum kali ini tentang produksi bioethanol dari buah apel. Pertama buah apel direbus terlebih dahulu kemudian ditimbang sebanyak 500gram. Sejumlah 10% ragi tape dan 2% urea diinokulasikan ke dalam substrat (buah apel) fermentasi dalam keadaan yang aseptis, pada saat proses fermentasi ini harus dalam keadaan tertutup (tanpa cahaya) agar proses fermentasi tersebut memenuhi persyaratan optimal pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae. Proses fermentasi dilaksanakan selama 5 hari. Ada banyak faktor yang mempengaruhi fermentasi antara lain substrat, suhu, pH, oksigen, dan mikroba yang digunakan.  kemudian hasil hasil dari fermentasi buah apel tersebut didapat substrat dalam bentuk cairan, substrat dimasukkan ke botol kecil kemudian dimasukkan kedalam dalam teko listrik yang berisi air yang terdapat pada alat destilasi rancangan. Selanjutnya didestilasi pada suhu 770C. Seperti yang telah diketahuibahwa prinsip kerja dari alat destilasi adalah memakai titik didih.maka percobaan kali ini memanfaatkan perbedaan titik didih dari air dan alkohol. Alkohol yang memiliki titik didih kurang lebih 70oC akan menguap karena pemanas telah disetel pada suhu tersebut, uap yang mengandung cairan alkohol tersebut terangkat dan mengikuti arah selang menuju tempat penampungan alkohol.
            Destilat ditampung di dalam wadah,seletah proses detilasi selesai didapatkan destilat (etanol) sebanyak 1,5 ml. Substrat merupakan bahan baku fermentasi yang mengandung nutrien-nutrien yang dibutuhkan oleh mikroba untuk tumbuh maupun menghasilkan produk fermentasi. Nutrient yang paling dibutuhkan oleh mikroba baik untuk tumbuh maupun untuk menghasilkan produk fermentasi adalah karbohidrat. Karbohidrat merupakan sumber karbon yang berfungsi sebagai penghasil energy bagi mikroba, sedangkan nutrisi lain seperti protein dibutuhkan dalam jumlah lebih sedikit daripada karbohidrat. Gula-gula tersebut kemudian akan dikonversi menjadi bioethanol dengan bantuan Saccharomyces cerevisiae. Saccharomyces cerevisiae dapat mengkonversi gula menjadi etanol karena adanya enzim invertase dan zimase. Dengan adanya enzim-enzim ini Saccharomyces cerevisiae memiliki kemampuan untuk mengkonversi baik gula dari kelompok monosakarida maupun dari kelompok disakarida. Jika gula yang tersedia dalam substrat merupakan gula disakarida maka enzim invertase akan bekerja menghidrolisis disakarida menjadi monosakarida. Setelah itu, enzim zymase akan mengubah monosakarida tersebut menjadi alkohol dan CO2. Kedua enzim tersebut dihasilkan oleh Saccharomyces cerevisiae.

Bab V

Penutup
5.1 Kesimpulan
Produksi senyawa etanol dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip destilasi sederhana. Bahan baku atau substrat yang digunakan dalam pembuatan etanol buah apel. Berdasarkan hasil yang telah didapat, diketahui bahwa etanol yang dihasilkan dari buah apel sebanyak 1.5ml.

Daftar Pustaka
Nugraha, Restu. 2013. Produksi etanol dari molase, apel, dan pepaya.
      http://harisr3nzo.blogspot.com/2011/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html diakses tanggal 19 Oktober 2013, pukul 19.00 WIB.
      http://anekailmu.blogspot.com/2009/11/kegunaan-gas-hidrogen.html diakses pada tanggal 19 Oktober 2013 pukul 19.00 WIB.
      http://shamiagovisilia.wordpress.com/2012/09/07/modul-kimia-anorganik-produksi-gas-hidrogen/ diakses tanggal 20 Oktober 2013, pukul 19.00 WIB.
 www.csa.com/discoveryguides/hydrogen/overview.php diakses tanggal 20 Oktober 2013 pukul 20.18WIB.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar