Sabtu, 16 November 2013

PENENTUAN HASIL PRODUKSI BIOETHANOL DARI BERAS KETAN HITAM DAN BUAH APEL DENGAN PROSES FERMENTASI SERTA PEMURNIANNYA DENGAN TEKNIK DESTILASI

PENENTUAN HASIL PRODUKSI BIOETHANOL DARI BERAS KETAN HITAM DAN BUAH APEL DENGAN PROSES FERMENTASI SERTA PEMURNIANNYA DENGAN TEKNIK DESTILASI
Armila Mimity, M. Ainul Yaqin, Marzuki, Mia Adha
Jurusan Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Jakarta


ABSTRAK
Di abad 21 sekarang ini, teknologi dari energy baru dan terbarukan sedang giat dikembangkandengantujuan mengurangi ketergantungan kita kepada bahan bakar minyak. Energi baru dan terbarukan yang sedang dikembangkan diantaranya adalah energy angin,cahayamatahari,energi panas bumi,energi nuklirdanbioetanol.Bioetanol sangat menjanjikan bagi kebutuhan energi masa depan dikarenakanbioetanol ‘muncul’ dari tanah sehingga dapat terus diperbarukan.Secara umum pembuatan bioetanol adalah dengan memecah rantai glukosa menjadi etanol dengan bantuan mikroorganisme.Beras ketan hitam dan buah apel dapat dijadikan bahan baku pembuatan etanol karena keduanya mengandung glukosa yang kemudian difermentasi dengan ragi menghasilkan etanol. Hasil fermentasi yang sudah mengandung etanol didestilasi dengan memakai prinsip perbedaan titik didih sehingga didapat etanol dengan kadar kemurnian yang tinggi.Kedepannya diharapkan semakin banyak produksi etanol skala besar sehingga menjadi penyedia utama energi dunia.
Kata Kunci : bioetanol, tape ketan, apel


ABSTRACT
In 21 centuries,technology of renewable energy is developed with purpose to cut-down our fossil fuels demand.There are many renewable energy which has been developed such as wind, sunlight, geothermal , nuclear and bioethanol. Bioethanol is promising as main energy in the future because bioethanol appear from the ground and its sustainable. Generally, to produce biothenaol is rending the chain of glucose  to be ethanol with aid of microorganism. Black sticky rice (ketan-hitam) and apple can be raw materials to produce ethanol because both of them have glucose. Addition, yeast is needed in fermentation process. After that we have to distillation to get purity of ethanol. We hope that bioethanol usage is increasing and it can be main energy resources.
Keyword : bioethanol, black sticky rice, apple




PENDAHULUAN
Saat ini kebutuhan dunia akan energi terus meningkat, hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi dunia yang terjadi pada negara-negara maju dan juga negara berkembang seperti Brazil,India,China,Indonesia, Korea, dll yang meningkatkan permintaan akan energi. Selain itu pertambahan jumlah penduduk dunia yang tentu sejalan dengan permintaan kebutuhan energi.Disaat kebutuhan energi dunia meningkat kita dihadapkan pada kenyataan bahwa energi yang selama ini kita gunakan yakni energi fosil telah memasuki masa-masa terakhirnya. Eksploitasi besar-besaran yang terjadi mengakibatkan bahan bakar ini diprediksi akan habis beberapa dekade kedepan.Untuk mengatasi krisis energi yang akan terjadi dimasa depan,kita harus segera menemukan solusi untuk mengatasi masalah ini.Para ilmuwan dan peneliti dari seluruh  dunia telah banyak meneliti dan menemukan banyak energi alternatif yang sangat potensial untuk dikembangkan kedepannya.Konsep yang diterapkan dalam mencari energi alternatif ini adalah energi yang baru dan terbarukan karena energi baru merupakan energi yang belum ditemukan atau belum diperhitungkan sebelumnya kemudian konsep terbarukan yakni energi tersebut sifatnya yang dapat diperbarui sehingga dapat terus diproduksi. Energi baru dan terbarukan yang menjanjikan diantaranya pemanfaatan angin,sinar matahari,energi panas bumi,bahan bakar hidrogen dan bioetanol.
Bio-etanol merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair dari pengolahan tumbuhan) di samping Biodiesel. Bio-etanol adalah etanol yang dihasilkan dari fermentasi glukosa (gula) dengan bantuan mikroorganisme.
Glukosa (gula sederhana) dibuat oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis
6CO2 + 6H2O + cahayamatahari → C6H12O6 + 6O2
Dalam fermentasi etanol,glukosa akan dipecah menjadi etanol dan karbon dioksida C6H12O6 →2CH3CH2OH + 2CO2 + panas
Ketika etanol dibakar (direaksikan dengan oksigen) maka akan dihasilkan karbondioksida, air, dan panas:
CH3CH2OH + 3O2→ 2CO2 + 3H2O + panas
Panas yang dihasilkan dari pembakaran etanol digunakan untuk menggerakkan piston padamesin. Dapat dikatakan bahwa cahaya matahari digunakan untuk menjalankan mesinnya.
Etanol sering dijadikan bahan tambahan pada bensin sehingga menjadi biofuel.Saat ini etanol sudah umum digunakan dinegara Brazil dan Amerika serikat karena keduanya memproduksi 88% dari konsumsi etanol dunia. Namun permasalahan yang muncul adalah karena bioetanol diproduksi dari glukosa dan glukosa umunya didapat dari bahan pangan,maka penggunaan etanol dapat memicu krisis pangan dikarenakan untuk memproduksinya membutuhkan bahan baku yang banyak.Untuk itu pengembangan bioetanol diharapkan menemukan bahan baku yang non-pangan.
Bukan hanya glukosa saja yang dapat difermentasi. Gula lainnya seperti fruktosa juga dapat digunakan untuk fermentasi. 3 macam gula lainnya juga dapat difermentasi dengan memecahnya melalui hidrolisis menjadi molekul-molekul glukosa atau fruktosa. Amilum dan selulosa adalah molekul yang terdiri dari ikatan-ikatan glukosa. Sukrosa (atau gula tebu) merupakan molekul glukosa yang berikatan dengan molekul fruktosa. Energi untuk membuat fruktosa berasal dari metabolisme glukosa yang diperoleh dari fotosintesis (yang membutuhkan sinar matahari). Maka dari itu, sinar matahari juga menyediaka nenergi yang dihasilkan oleh fermentasi dari molekul-molekul ini.
Etanol juga dapat diproduksi dari etena (etilena). Dengan penambahan air kedala etana maka akan mengubah etena menjadi etanol:
C2H6 + H2O → CH3CH2OH
Ketika etanol dibakar di atmosfer (bukan di oksigen murni), maka akan ada reaksi kimia yang lain yang menghasilkan 4 komponen kimia lainnya, termasuk dengan gas nitrogen (N2). Gas nitrogen dapat menimbulkan munculnya nitrogen oksida, salah satu polutan utama di udara
Jika etanol ingin digunakan sebagai bahan bakar, maka sebagian besar kandungan airnya harus dihilangkan dengan cara destilasi. Tingkat kemurnian etanol setelah didistilasi masih sekitar 95-96%. (masih ada kandungan airnya 3-4%). Campuran ini dinamakan etanol hidrat dan bias digunakan sebagai bahan bakar, tapi tidak bias dicampur sama sekali dengan bensin. Jadi, biasanya kandungan air dalam etanol hidrat dibuang habis terlebih dahulu dengan pengolahan lainnya sehingga baru bias dicampurkan dengan bensin.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil produksi bioetanol dari beras ketan hitam dan buah apel dengan proses fermentasi menggunakan khamir Saccharomyces cerevisiae. Selain itu, untuk mendapatkan kemurnian bioetanol dari beras ketan hitam dan buah apel menggunakan teknik destilasi. Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah dapat diperoleh hasil produksi bioetanol yang paling baik diantara beras ketan hitam dan buah apel, serta dapat diperoleh kemurnian bioetanol menggunakan teknik destilasi.
Destilasi adalah teknik untuk memisahkan larutan kedalam masing-masing komponennya. Prinsip destilasi adalah didasarkan atas perbedaan titik didih komponen zatnya. Destilasi dapat digunakan untuk memurnikan senyawa-senyawa yang mempunyai titik didih berbeda sehingga dapat dihasilkan senyawa yang memiliki kemurnian yang tinggi. Terdapat beberapa teknik pemisahan dengan menggunakan destilasi, salah satunya adalah destilasi sederhana. Set alat destilasi sederhana terdiri atas labu alas bulat, kondensor (pendingin), termometer, erlenmeyer, pemanas.  Peralatan lainnya sebagai penunjang adalah statif dan klem, adaptor (penghubung), selang yang dihubungkan pada kondensor tempat air masuk dan air keluar, batu didih.
Adapun fungsi masing-masing alat yaitu labu alas bulat sebagai wadah untuk penyimpanan sampel yang akan didestilasi. Kondensor atau pendingin yang berguna untuk mendinginkan uap destilat yang melewati kondensor sehingga menjadi cair. Kondensor atau pendingin yang digunakan menggunakan pendingin air dimana air yang masuk berasal dari bawah dan keluar di atas, karena jika airnya berasal (masuk) dari atas maka air dalam pendingin atau kondensor tidak akan memenuhi isi pendingin sehingga tidak dapat digunakan untuk mendinginkan uap yang mengalir lewat kondensor tersebut. Oleh karena itu pendingin atau kondensor air masuknya harus dari bawah sehingga pendingin atau kondensor akan terisi dengan air maka dapat digunakan untuk mendinginkan komponen zat yang melewati kondensor tersebut dari berwujud uap menjadi berwujud cair.
Termometer digunakan untuk mengamati suhu dalam proses destuilasi sehingga suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan untuk memperoleh destilat murni. Erlenmeyer sebagai wadah untuk menampung destilat  yang diperoleh dari proses destilasi. Pipa penghubung (adaptor) untuk menghubungkan antara kondensor dan wadah penampung destilat (Erlenmeyer) sehingga cairan destilat yang mudah menguap akan tertampung dalam Erlenmeyer dan tidak akan menguap keluar selama proses destilasi berlangsung. Pemanas berguna untuk memanaskan sampel yang terdapat pada labu alas bulat. Penggunaan batu didih pada proses destilasi dimaksudkan untuk mempercepat proses pendidihan sampel dengan menahan tekanan atau menekan gelembung panas pada sampel serta menyebarkan panas yang ada keseluruh bagian sampel. Sedangkan statif dan klem berguna untuk menyangga bagian-bagian dari peralatan destilasi sederhana sehingga tidak jatuh atau goyang.

MATERI DAN METODE
            Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013 di Pusat Laboratorium Terpadu Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Materi
            Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah beras ketan hitam, buah apel, ragi komersil, aquades, daun pisang, alumunium foil, dan urea. Peralatan yang digunakan adalah beaker glass 1000 ml, gelas ukur, timbangan analitik, wadah plastic, kain, tali rapia, penangas, spatula, dan alat destilasi.

Metode Analisa
            Analisa yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisa konsentrasi etanol dengan teknik destilasi.

Persiapan Substrat
Substrat adalah media pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae, berbentuk cair yang di dalamnya mengandung nutrisi untuk pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae. Substrat dalam penelitian ini adalah beras ketan hitam 500 gram dan buah apel 500 gram. Beras ketan hitam terlebih dahulu dijadikan tape dan buah apel terlebih dahulu direbus.

Proses fermentasi
Setelah sejumlah 10% starter (ragi) diinokulasikan ke dalam substrat (beras ketan hitam) dan sejumlah 10% starter (ragi) dan 2% urea diinokulasikan ke dalam substrat (buah apel) fermentasi dalam keadaan yang aseptis maka proses selanjutnya adalah melakukan fermentasi substrat yang telah diinokulasi dengan starter. Proses fermentasi dilakukan di dalam ruangan khusus yang sudah diatur agar tetap memenuhi persyaratan optimal pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae. Proses fermentasi dilaksanakan selama 5 hari. Pengujian kadar alkohol dilakukan dengan proses destilasi.

Variabel penelitian
Variabel yang diamati dalam penelitian adalah kadar alkohol.

Persiapan alat destilasi
Pada penelitian ini alat destilasi yang digunakan adalah alat destilasi rancangan dengan menggunakan bahan-bahan sederhana. Di bawah ini adalah gambar dari alat destilasi rancangan.



Gambar 1. Alat destilasi rancangan

Prosedur pengujian kadar alkohol
Prosedur pengujian kadar alkohol dilakukan destilasi. Tape dari beras ketan dan air hasil fermentasi dari buah apel diperas menggunakan saringan. Setelah didapat substrat dalam bentuk cairan, substrat dimasukkan ke dalam teko listrik yang terdapat pada alat destilasi rancangan. Selanjutnya didestilasi pada suhu 800C. Destilat ditampung di dalam wadah. Kemudian dihitung volume destilat yang dihasilkan.

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
            Variasi penggunaan bahan dari tape memberikan hasil yang berbeda terhadap etanol yang dihasilkan. Tabel 1. Menunjukkan bahwa dalam 100 ml terbentuk air destilasi yang dengan jumlah yang berbeda. Ini juga dipengaruhi oleh kandungan gula yang terdapat dalam bahan yang difermentasi.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan :
Jenis
Volume Destilat
Ketan Hitam
7 ml
Apel
1,5 ml
·         Dari 100 ml laruta air tape
Tabel 1.Hasil Kadar Etanol dari Air Tape dan Apel.
            Berdasarkan tabel di atas,  dapat dilihat bahwa produksi etanol dari ketan hitam lebih memiliki produksi etanol yang lebih tinggi dibandingkan dengan produksi etanol dari apel.
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol) dan karbon dioksida. Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces cerevisiae (ragi) untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras. Reaksi Kimia:
C6H12O→ 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Persamaan Reaksi Kimia :
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan sebagai :
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
Percobaan destilasi kali ini menggunakan air hasil pembuatan tape ketan yang mengandung alkohol. Pada tape tersebut karbohidrat diubah menjadi alkohol dan air hal ini dikarenakan penambahan ragi (mikroorganisme) yang dapat memecah strukur karbohidrat menjadi alkohol. Pengaruh penambahan ragi dapat diketahui dari perubahan rasanya,awalnya ketan terasa manis kemudian setelah didiamkan beberapa hari dengan tambahan ragi rasanya berubah menjadi manis + asam dan bentuk ketan yang awalnya padatan agak keras menjadi lembek karena sudah ada air didalmnya.Air dari tape inilah yang kemudian diambil untuk didestilasi sehingga didapatkan alkohol yang diinginkan.
Seperti yang telah diketahuibahwa prinsip kerja dari alat destilasi adalah memakai titik didih.maka percobaan kali ini memanfaatkan perbedaan titik didih dari air dan alkohol. Alkohol yang memiliki titik didih kurang lebih 70oC akan menguap karena pemanas telah disetel pada suhu tersebut,uap yang mengandung cairan alkohol tersebut terangkat dan mengikuti arah selang menuju tempat penampungan alkohol.
Namun pada percobaan yang telah dilakukan,tidak didapatkan hasil alkohol yang diinginkan melainkan hanya didapatkan air saja.hal ini dikarenakan beberapa faktor.Faktor yang pertama adalah dari bahannya itu sendiri,air tape yang didapatkan hanya sedikit dan dari airnya itu alkohol yang ada didalamnya diprediksi hanya sebesar 10 % dan itu adalah nilai maksimalnya.Kemudian untuk menyiasati air tape  yang sedikit itu,kami menambahkan campuran air biasa dengan tujuan agar air tersebut bisa terendam dan dipanaskan pada alat yang telah kami buat.
Faktor kedua adalah alat yang kami gunakan terutama pemanasnya adalah teko listrik untuk memanaskan air.Kelebihan teko ini adalah cepat untuk mendidihkan air sehingga tidak memakan waktu yang lama namun kekurangannya adalah kita tidak bisa menyetel suhu yang diinginkan untuk memanaskan,hal ini berakibat bahwa air tape yang kita destilasikan berada pada suhu 100oC dan sudah bisa ditebak bahwa hasil destilasinya bercampur dengan air.
Kemudian dalam proses destilasinya masih terdapat kebocoran gas / uap di beberapa sudut selang sehingga mungkin saja ada alkohol yang menguap ke udara.lalu pada alat destilasi kami belum menyertakan kondensor atau pendingin,padahal kondesor ini merupakan bagian penting pada setiap alat destilasi yang berguna untuk mendinginkan uap panas sehingga uap tersebut menjadi butiran-butiran alkohol.Untuk kedepannya kami akan memperbaiki dan mengembangkan kembali alat destilasi yang telah kami buat sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi fermentasi antara lain substrat, suhu, pH, oksigen, dan mikroba yang digunakan. Oleh karena itu, terdapat perbedaan kadar etanol yang dihasilkan karena menggunakan substrat yang berbeda. Lama fermentasi yang paling optimal untuk proses pembuatan bioethanol adalah 3 hari. Jika fermentasi dilakukan lebih dari 3 hari, kadar alkoholnya dapat berkurang. Berkurangnya kadar alkohol disebabkan karena alkohol telah dikonversi menjadi senyawa lain, misalnya ester. Apel memiliki kandungan gula yang cukup tinggi sehingga memungkinkan untuk dijadikan alkohol.
Dari apel dihasilkan air destilat sebanyak 1.5 ml. Kandungan gula yang sedikit merupakan faktor penyabab utama. Selain itu, bakteri pada fermentasi apel juga memerlukan nutrient dari luar agar dapat hidup dan memfermentasi apel. Ada kemungkinan nutrient yang dibutuhkan bakteri yang masih kurang sehingga hasil yang diperoleh juga sedikit.
Substrat merupakan bahan baku fermentasi yang mengandung nutrien-nutrien yang dibutuhkan oleh mikroba untuk tumbuh maupun menghasilkan produk fermentasi. Nutrient yang paling dibutuhkan oleh mikroba baik untuk tumbuh maupun untuk menghasilkan produk fermentasi adalah karbohidrat. Karbohidrat merupakan sumber karbon yang berfungsi sebagai penghasil energy bagi mikroba, sedangkan nutrisi lain seperti protein dibutuhkan dalam jumlah lebih sedikit dari pada karbohidrat.
Gula-gula tersebut kemudian akan dikonversi menjadi bioethanol dengan bantuan Saccharomyces cerevisiae. Saccharomyces cerevisiae dapat mengkonversi gula menjadi etanol karena adanya enzim invertasedanzimase. Dengan adanya enzim-enzim ini Saccharomyces cerevisiae memiliki kemampuan untuk mengkonversi baik gula dari kelompok monosakarida maupun dari kelompok disakarida. Jika gula yang tersedia dalam substrat merupakan gula disakarida maka enzim invertase akan bekerja menghidrolisis disakarida menjadi monosakarida. Setelah itu,  enzim zymase akan mengubah monosakarida tersebut menjadi alkohol dan CO2.  Kedua enzim tersebut dihasilkan oleh Saccharomyces cerevisiae.

KESIMPULAN
            Dari hasil percobaan, dapat disimpulkan produksi bioetanol dari tape ketan sebesar 7 ml dari 100 ml air tape dan dari apel sebesar 1.5 ml.

DAFTAR PUSTAKA

Nugraha, Restu. 2013. Produksi etanol dari molase, apel, dan pepaya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar