Sabtu, 28 September 2013

PEMBUATAN BIOETHANOL DARI KETAN HITAM DAN PEMBUATAN ALAT DESTILASI SEDERHANA


PRAKTIKUM 1
PEMBUATAN BIOETHANOL DARI KETAN HITAM DAN PEMBUATAN ALAT DESTILASI SEDERHANA

       I.            PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Menipisnya bahan bakar fosil dan berbagai isu global membuat manusia terdesak untuk mencari alternatif bahan bakar untuk masa depan , salah satu alternatif adalah Bioethanol. Bioethanol menjadi alternative, salah satunya karena cara pembuatannya yang relative mudah dan sederhana. Bioetanol dibuat dari substrat yang mengandung karbohidrat (gula, pati, atau selulosa). Bioethanol tidak saja menjadi alternatif yang sangat menarik untuk substitusi bensin, namun mampu juga menurunkan emisi CO2. Dalam hal prestasi mobil, bioethanol dan gasohol (kombinasi bioethanol dan bensin) tidak kalah dengan bensin. Pada dasarnya pembakaran bioethanol tidak menciptakan CO2 netto ke lingkungan karena zat yang sama akan diperlukan untuk pertumbuhan tanaman sebagai bahan baku bioethanol. Bioethanol bisa didapat dari tanaman seperti tebu, jagung, gandum, singkong, padi, lobak, gandum hitam.

B.     Dasar Teori
1.      Bioethanol
Bio-etanol merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair dari pengolahan tumbuhan) di samping Biodiesel. Bio-etanol adalah etanol yang dihasilkan dari fermentasi glukosa (gula) yang dilanjutkan dengan proses destilasi. Bioetanol merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat menyerupai minyak premium. Untuk pengganti premium, terdapat alternatif gasohol yang merupakan campuran antara bensin dan bioetanol.

2.      Destilasi
Destilasi adalah teknik untuk memisahkan larutan ke dalam masing-masing komponennya. Prinsip destilasi adalah didasarkan atas perbedaan titik didih komponen zatnya. Destilasi dapat digunakan untuk memurnikan senyawa-senyawa yang mempunyai titik didih berbeda sehingga dapat dihasilkan senyawa yang memiliki kemurnian yang tinggi.
Terdapat beberapa teknik pemisahan dengan menggunakan destilasi, salah satunya adalah destilasi sederhana. Set alat destilasi sederhana (Gambar 1) adalah terdiri atas labu alas bulat, kondensor (pendingin), termometer, erlenmeyer, pemanas. Peralatan lainnya sebagai penunjang adalah statif dan klem, adaptor (penghubung), selang yang dihubungkan pada kondensor tempat air masuk dan air keluar, batu didih.

Gambar 1. Rangkaian Alat Destilasi
Keterangan Gambar:
1.      Kran air
2.      Pipa penghubung
3.      Erlenmeyer
4.      Termometer
5.      Statif dan Klem
6.      Labu alas bulat
7.      Tempat air keluar dari kondensor
8.      Tempat air masuk pada kondensor
9.      Pemanas
10.  Kondensor
      Adapun fungsi masing-masing alat yaitu labu alas bulat sebagai wadah untuk penyimpanan sampel yang akan didestilasi. Kondensor atau pendingin yang berguna untuk mendinginkan uap destilat yang melewati kondensor sehingga menjadi cair. Kondensor atau pendingin yang digunakan menggunakan pendingin air dimana air yang masuk berasal dari bawah dan keluar di atas, karena jika airnya berasal (masuk) dari atas maka air dalam pendingin atau kondensor tidak akan memenuhi isi pendingin sehingga tidak dapat digunakan untuk mendinginkan uap yang mengalir lewat kondensor tersebut. Oleh karena itu pendingin atau kondensor air masuknya harus dari bawah sehingga pendingin atau kondensor akan terisi dengan air maka dapat digunakan untuk mendinginkan komponen zat yang melewati kondensor tersebut dari berwujud uap menjadi berwujud cair.
Termometer digunakan untuk mengamati suhu dalam proses destuilasi sehingga suhu dapat dikontrol sesuai dengan suhu yang diinginkan untuk memperoleh destilat murni. Erlenmeyer sebagai wadah untuk menampung destilat yang diperoleh dari proses destilasi. Pipa penghubung (adaptor) untuk menghubungkan antara kondensor dan wadah penampung destilat (Erlenmeyer) sehingga cairan destilat yang mudah menguap akan tertampung dalam erlenmeyer dan tidak akan menguap keluar selama proses destilasi berlangsung. Pemanas berguna untuk memanaskan sampel yang terdapat pada labu alas bulat. Penggunaan batu didih pada proses destilasi dimaksudkan untuk mempercepat proses pendidihan sampel dengan menahan tekanan atau menekan gelembung panas pada sampel serta menyebarkan panas yang ada ke seluruh bagian sampel. Sedangkan statif dan klem berguna untuk menyangga bagian-bagian dari peralatan destilasi sederhana sehingga tidak jatuh atau goyang.
C.    Tujuan
1.      Mengetahui teknik pembuatan bioethanol mulai dari proses fermentasi hingga destilasi.
  2.      Merangkai dan membuat alat destilasi sederhana dengan menggunakan bahan-bahan sederhana.

   II.            METODE PRAKTIKUM
A.    Pembuatan Bioethanol
1.      Alat dan Bahan
Alat yang digunakan antara lain:
1)      Wadah Plastik
2)      Daun Pisang
3)      Kain
4)      Tali Rapia
5)      Penangas
Bahan yang digunakan antara lain:
1)      Beras Ketan Hitam ½ kg
2)      Ragi
3)      Air

2.      Prosedur Kerja
1)      Beras dicuci sampai bersih, ditiriskan kemudian direndam semalaman.
2)      Setelah direndam, beras ditiriskan lalu dikukus hingga matang.
3)      Sementara beras ketan dikukus, disiapkan air panas 2 gelas.
4)      Saat ketan sudah panas mengepul, beras ketan disiram dengan air mendidih (posisi kukusan tetap berada diatas kompor) sambil diaduk-aduk hingga semua ketan rata terkena air panas.
5)      Jika sudah matang, ketan diangkat dan diratakan dalam nampan yang besar dan lebar.
6)      Dibiarkan hingga benar-benar dingin, semetara menunggu dingin, ragi dihaluskan
7)      Disiapkan media fermentasi berupa toples yang dibawahnya sudah dilapisi dengan daun pisang.
8)      Diratakan selapis pertama ketan lalu ditaburi ragi hingga rata. Diulangi langkahnya sampai ketannya habis kemudian ditutup dengan daun pisang.
9)      Ditutup rapat toplesnya dan dibiarkan selama kurang lebih 3 hari.

B.     Pembuatan Alat Destilasi Sederhana
1.      Alat dan Bahan
Alat yang digunakan antara lain:
1)      Teko Listrik
2)      Selang
3)      Pompa Plastik
4)      Wadah Destilat
5)      Lem
6)      Gunting
Bahan yang digunakan antara lain:
1)      Air Tape
2)      Aquadest

2.      Prosedur Kerja
1)      Persiapkan alat dan bahan yang ingin digunakan.
2)      Beri lubang pada tutup teko listrik.
3)      Masukkan pompa plastic ke dalam tutup teko listrik yang telah diberi lubang dan rekatkan menggunakan lem.
4)      Hubungkan pompa plastic dengan selang dengan menggunakan lem.
5)      Letakkan wadah untuk menampung destilat


 III.            HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil Pengamatan
Dari hasil percobaan didapatkan destilat sebesar 7 ml yang diindikasikan sebagai etanol. Akan tetapi, ketika dilakukan uji nyala destilat tidak menimbulkan api yang berwarna biru.

B.     Pembahasan
Dari hasil percobaan ini didapatkan destilat sebesar 7 ml dari air tape dari hasil fermentasi ketan menjadi tape. Destilat ini diindikasikan sebagai etanol, akan tetapi ketika dilakukan uji nyala destilat tidak menimbulkan api yang berwarna biru. Hal ini mungkin dapat disebabkan oleh beberapa factor, seperti factor alat dan teknis serta factor bahan yaitu air tape.
Faktor alat dan teknis disebabkan oleh alat destilasi sederhana yang dibuat sedikit mengalami kebocoran pada bagian atas tutup dari teko listrik. Tutup teko ini kurang rapat, sehingga kemungkinan uap dari etanol keluar melalui celah dari tutup teko listrik. Selain itu, kondensor pada alat ini kurang bekerja dengan maksimal, sehingga hasil destilat yang didapat juga kurang maksimal.
Faktor bahan yaitu air tape juga merupakan salah satu hal yang menyebabkan destilat ketika dilakukan uji nyala tidak menghasilkan nyala api yang berwarna biru. Kekurangan pada tape fermentasi adalah kurang lamanya proses penyimpanan sehingga etanol yang dihasilkan masih dalam kadar yang sangat kecil.
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi etanol (etil alkohol) dan karbon dioksida. Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces cerevisiae (ragi) untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras. Reaksi Kimia:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Persamaan Reaksi Kimia :
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan sebagai :
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) → Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)
Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
Percobaan destilasi kali ini menggunakan air hasil pembuatan tape ketan yang mengandung alcohol.Pada tape ketan tersebut karbohidrat diubah menjadi alkohol dan air hal ini dikarenakan penambahan ragi (mikroorganisme) yang dapat memecah strukur karbohidrat menjadi alkohol.Pengaruh penambahan ragi dapat diketahui dari perubahan rasanya,awalnya ketan terasa manis kemudian setelah didiamkan beberapa hari dengan tambahan ragi rasanya berubah menjadi manis + asam dan bentuk ketan yang awalnya padatan agak keras menjadi lembek karena sudah ada air didalmnya.Air dari tape ketan inilah yang kemudian diambil untuk didestilasi sehingga didapatkan alkohol yang diinginkan.
Seperti yang telah diketahuibahwa prinsip kerja dari alat destilasi adalah memakai titik didih.maka percobaan kali ini memanfaatkan perbedaan titik didih dari air dan alkohol.Alkohol yang memiliki titik didih kurang lebih 70oC akan menguap karena pemanas telah disetel pada suhu tersebut,uap yang mengandung cairan alkohol tersebut terangkat dan mengikuti arah selang menuju tempat penampungan alkohol.
Namun pada percobaan yang telah dilakukan,tidak didapatkan hasil alkohol yang diinginkan melainkan hanya didapatkan air saja.hal ini dikarenakan beberapa faktor.Faktor yang pertama adalah dari bahannya itu sendiri,air tape ketan yang didapatkan hanya sedikit dan dari airnya itu alkohol yang ada didalamnya diprediksi hanya sebesar 10 % dan itu adalah nilai maksimalnya.Kemudian untuk menyiasati air tape ketan yang sedikit itu,kami menambahkan campuran air biasa dengan ketan dengan tujuan agar air tersebut bisa terendam dan dipanaskan pada alat yang telah kami buat.
Faktor kedua adalah alat yang kami gunakan terutama pemanasnya adalah teko listrik untuk memanaskan air.Kelebihan teko ini adalah cepat untuk mendidihkan air sehingga tidak memakan waktu yang lama namun kekurangannya adalah kita tidak bisa menyetel suhu yang diinginkan untuk memanaskan,hal ini berakibat bahwa air tape ketan yang kita destilasikan berada pada suhu 100oC dan sudah bisa ditebak bahwa hasil destilasinya bercampur dengan air.
Kemudian dalam proses destilasinya masih terdapat kebocoran gas / uap di beberapa sudut selang sehingga mungkin saja ada alkohol yang menguap ke udara.lalu pada alat destilasi kami belum menyertakan kondensor atau pendingin,padahal kondesor ini merupakan bagian penting pada setiap alat destilasi yang berguna untuk mendinginkan uap panas sehingga uap tersebut menjadi butiran-butiran alkohol.Untuk kedepannya kami akan memperbaiki dan mengembangkan kembali alat destilasi yang telah kami buat sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

                            IV.            KESIMPULAN
                  1.      Alat destilasi sederhana hasil design kelompok kami dapat dikatakan berhasil, akan tetapi perlu                     pengembangan dan perbaikan lagi.
                  2.    Etanol yang dihasilkan 7 ml, akan tetapi ada dua factor yang menyebabkan hasil uji nyala tidak                       sesuai dengan teori antara lain factor alat dan teknis serta factor bahan yaitu air tape.

                               V.            DAFTAR PUSTAKA
Zachrayni, I., 2009. Antisipasi Masyarakat Terhadap Krisis Energi. http://al-
khazanah.blogspot.com/2009/09/antisipasi-masyarakat-terhadap-krisis.html
http://harisr3nzo.blogspot.com/2011/05/v-behaviorurldefaultvmlo.html diakses pada 24 September 2013 pukul 19.00 WIB.
http://hidrogenfuelcell.blogspot.com/ diakses pada 24 September 2013 pukul 19.00 WIB.

Minggu, 08 September 2013

bahan-bahan kimia

Acetophenon

Apa itu Acetophenon? Acetophenon merupakan nama lain dari adalah keton metil phenyl. Acetophenon memiliki rumus Kimia : C6H5COCH4 dengan bentuk larutan. Acetophenon memiliki beberapa identifikasi bahaya diantaranya adalah bersifat iritan pada mata dan kulit jika terhirup. Berikut ini beberapa cara penanganan jika terkena kontak langsung oleh Acetophenon :
           *      Jika terkena mata maka lepaslah lensa kontak dan segera mungkin dibasuh         dengan air selama 15 menit dan biarkan mata tetap terbuka juga hubungi           segera pihak medis.
           *      Jika terkena kulit maka basuh dengan air dan sabun desinfektan jika                 perlu.Lalu pakaian dan sepatu segera dibersihkan atau dicuci sebelum                 digunakan kembali.
           *      Jika terhirup maka dibawa ketempat yang sejuk,namun jika tidak bernafas         maka beri nafas buatan..

Zat ini sifatnya mudah terbakar yang menghasilkan gas karbon monoksida dan karbon dioksida. Kebakaran dipicu oleh api,panas atau zat yang mudah teroksidasi.

Jika zat ini tumpah maka bilas dengan air dan gunakan zat yang mudah menyerap seperti kain pel atau pasir.


Zat ini haus dijauhkan dari panas dan cahaya matahari disimpan ditempat yang sejuk serta jauhkan dari api.Dalam memakasi alat ini gunakanlah peralatan keamanan laboratorium seperti goggles,sarung tangan dan pakaian lab.

Acide L (+)-tartrique 



Rumus molekul
4 H 6 O (rumus dasar)
HO 2 CCH (OH) CH (OH) CO 2 H(rumus Struktural)
Massa molar
150,087 g / mol
Penampilan
bubuk putih
Kepadatan
1.79 g / mL (H 2 O)
Titik lebur
171-174 ° C ( L atau D -tartrat, murni)
206 ° C ( DL , rasemat)
165-166 ° C ("meso-anhidrat")
146-148 ° C ( meso-hidro )
Kelarutan dalamair
133 g/100ml (20 ° C)
Keasaman (p Ka )
L (+) 25 ° C:
pK a1 = 2.95 pK a2 = 4,25
meso 25 ° C:
pK a1 = 3.22 pK a2 = 4.85
Bahaya
Klasifikasi EU
Iritan ( Xi )
Frasa R
R36

Dari table di atas kita dapat mengetahui beberapa sifat fisika dan sifat kimia dari Acide L (+)-tartrique.  Acide L (+)-tartrique memiliki beberapa kegunaan dalam kehidupan sehari-hari di antaranya sebagai pemberi rasa asam pada makanan, Sebagai agen ragi pada makanan apabila dicampurkan dengan baking soda juga sebagai antioksidan. Selain memiliki beberapa manfaat,Tartaric acid memiliki beberapa kekurangan yang bersifat membahayakan yaitu sebagai otot racun , yang bekerja dengan menghambat produksi asam malat , dan dalam dosis tinggi menyebabkan kelumpuhan dan kematian.

Alum

Alum bersifat spesifik senyawa kimia dan kelas senyawa kimia. Senyawa spesifik adalah terhidrasi kalium aluminiumsulfat ( tawas kalium ) dengan memiliki rumus molekul K2(SO4) · Al2(SO4)3 ·24H2O atau KAl (SO4)2·12H2O. Lebih luas, alum adalah garam-garam sulfat ganda, dengan rumus AM (SO4)2 · 12H2O , dimana A adalah monovalen kation seperti kalium atau amonium dan M adalah trivalen ion logam seperti aluminium atau krom (III).
Alum berguna untuk berbagai proses industry, larut dalam air, memiliki rasa manis, bereaksi asam untuk lakmus, dan mengkristal dalam rutin oktahedra . Ketika dipanaskan mereka mencairkan, dan jika pemanasan dilanjutkan, dengan air kristal didorong off, buih garam dan membengkak, dan akhirnya bubuk amorf tetap.
Kelarutan berbagai alum dalam air sangat bervariasi, natrium tawas yang mudah larut dalam air, sedangkan cesium dan rubidium alum hanya sedikit larut. Berbagai kelarutan ditunjukkan dalam tabel berikut.
Pada suhu T , 100 bagian air melarutkan:
T
Ammonium alum
Potassium alum
Rubidium alum
Cesium alum
0 ° C
2.62
3.90
0.71
0.19
10 ° C
4.50
9.52
1.09
0.29
50 ° C
15,9
44.11
4.98
1,235
80 ° C
35.20
134,47
21.60
5.29
100 ° C
70.83
357,48


                                        
Alumunium

Aluminium adalah logam yang berwaarna putih perak dan tergolong ringan yang mempunyai massa jenis 2,7 gr cm –3.
Pengolahan Alumininum
Aluminium dibuat menurut proses Hall-heroult yang ditemukan oleh Charles M. Hall di Amerika Serikat dan Paul Heroult tahun 1886. Pengolahan aluminium dan bauksit meliputi 2 tahap :

1. Pemurnian bauksit untuk meperoleh alumina murni.
2. Peleburan / reduksi alumina dangan elektrolisis
Pemurnian bauksit melalui cara :
a. Ba direaksikan dengana NaOH(q) . Aluminium oksida akan larut membentuk          NaCl(OH)4.
b. Larutan disaring lalu filtrat yang mengandung NaAl(OH)4 diasamkan dengan          mengalirkan gas CO2 Al mengendap sebagai Al(OH)3
c. Al(OH)3 disaring lalu dikeringkan dan dipanaskan sehingga diperoleh Al2O3 tak      berair. Bijih –bijih Aluminium yang utama antara lain:
- bauksit
- mika
- tanah liat


Peleburan Alumina
Peleburan ini menggunakan sel elektrolisis yang terdiri atas wadah dari besi berlapis grafit yang sekaligus berfungsi sebagai katode (-) sedang anode (+) adalah grafit. Campuran Al2O3 dengan kriolit dan AlF3 dipanaskan hingga mencair dan pada suhu 950 C kemudian dielektrolisis . Al yang terbentuk berupa zat cair dan terkumpul di dasar wadah lalu dikeluarkan secara periodik ke dalam cetakan untuk mendapat aluminium batangan (ingot). Anode grafit terus menerus dihabiskan karena bereaksi dengan O2 sehingga harus diganti dari waktu ke waktu. Untuk mendapat 1 Kg Al dihabiskan 0,44 anode grafit. 2Al2O3 +3C 4Al + 3CO2


Penggunaan Aluminium
Beberapa penggunaan aluminium antara lain:
1. Sektor industri otomotif, untuk membuat bak truk dan komponen kendaraan        bermotor.
2. untuk membuat badan pesawat terbang.
3. Sektor pembangunan perumahan;untuk kusen pintu dan jendela.
4. Sektor industri makanan ,untuk kemasan berbagai jenis
produk.
5. Sektor lain, misal untuk kabel listrik, perabotan rumah tangga dan barang           kerajinan.
6. Membuat termit, yaitu campuran serbuk aluminium dengan serbuk besi (III)        oksida, digunakan untuk mengelas baja ditempat, misalnya untuk menyambung rel    kereta api. Beberapa senyawa Aluminium juga banyak penggunaannya, antara lain:

    1. Tawas (K2SO4.Al2(SO4)3.24H2O)
       Tawas mempunyai rumus kimia KSO4.AL2.(SO4)3.24H2O. Tawas digunakan          untuk menjernihkan air pada pengolahan air minum.
    2. Alumina (Al2O3)
       Alumin dibedakan atas alfa0allumina dan gamma-allumina. Gamma-alumina            diperoleh dari pemanasan Al(OH)3 di bawah 4500C. Gamma-alumina                  digunakan untuk pembuatan aluminium, untuk pasta gigi, dan industri keramik        serta industri gelas. Alfa-allumina diperoleh dari pemanasan Al(OH)3 pada          suhu diatas 10000C. Alfa-allumina terdapat sebagai korundum di alam yang          digunakan untuk amplas atau grinda. Batu mulia, seperti rubi, safir, ametis,        dan topaz merupakan alfa-allumina yang mengandung senyawa unsur logam            transisi yang memberi warna pada batu tersebut. Warna-warna rubi antara        lain:
       - Rubi berwarna merah karena mengandung senyawa kromium (III)
       - Safir berwarna biru karena mengandung senyawa besi(II), besi(III) dan             titan(IV)
       - Ametis berwarna violet karena mengandung senyawa kromium (III) dan              titan (IV)
       - Topaz berwarna kuning karena mengandung besi (III) 


Ammonium Klorium 25%

Ammonium Klorium merupakan bahan kimia yang cukup berbahaya diantaranya adalah dapat menyebabkan luka bakar, dapat menyebabkan iritasi pada mata, saluran pernapasan, dan kulit, dapat menyebabkan resiko yang tidak terpulihkan, berbahaya jika terhirup dan bersentuhan langsung dengan kulit, berisiko menimbulkan ledakan,dapat menimbulkan kanker, dapat menyebabkan kerusakan gen, sangat beracun untuk organism air, Resiko utama dan sasaran organBahaya utama terhadap kesehatan: Menyebabkan iritasi mata, kulit, dansaluran pernafasan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan cara penyimpanan dari ammonium klorium ini. Berikut ini adalah ulasan mengenai cara penyimpanannya:
Simpan dalam wadah tertutup rapat
Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan berventilasi baik
Hindari dari kerusakan fisik
Hindari dari bahan tak tercampurkan
Perhatikan semua peringatan dan pencegahan yang tertera pada produk

Jika terjadi tumpahan atau kebocoran gunakan vacuum atau sapulah tumpahan bahan, lalu tempatkan dalam wadah yang sesuai untuk pembuangan.

Ammonium sulfat

Ammonium sulfat? Bahan kimia seperti apakah dia? Berikut ini kami akan menjelaskan beberapa sifat fisika dan sifat kimia dari ammounium sulfat yaitu berbentuk kristal atau granula padat tidak berwarna hingga putih; Sedikit berbau amonia; Rumus molekul (NH4)2SO4; Berat molekul 132,14; Titik didih 330oC pada 760 mmHg; Titik lebur 235-280 oC, 508-553 oK, 455-536 F(terdekomposisi); Kerapatan 1,77 pada 50oC (122F); Kelarutan dalam air 70,6 g/100 mL (0oC), 74,4 g/100 mL (20oC), 103,8 g/100 mL (100oC); Tidak larut dalam alkohol, aseton, dan amonia.
Xi = Iritan
Xn = Berbahaya
R 10 = Mudah menyala
R 22 = Berbahaya jika tertelan
R 36/37/38 = Iritasi pada mata, sistem pernafasan dan kulit
S 26 = Jika mengenai mata, bilas segera dengan sejumlah besar air dan cari pertolongan medis
S 37/39 = Pakai/kenakan sarung tangan dan pelindung mata/wajah/ yang baik.
Kami juga akan menjelaskan manfaat dari ammonium sulfat yaitu: Dapat digunakan sebagai pupuk; untuk pengolahan air; desinfektan; bahan baku industry kimia, industri tekstil, industri farmasi, industri kulit; reagen di laboratorium; untuk pembuatan sutra; galvanisasi besi; dapat juga digunakan pada fraksinasi protein; selain itu ammonium sulfat dapat dipakai sebagai campuran pembeku.
Bahaya utama terhadap kesehatan: Menyebabkan iritasi mata, kulit, dan
saluran pernafasan.
Organ sasaran: Sistem pernafasan, mata, kulit.
Stabilitas : Stabil pada tekanan dan suhu normal
Dijaga pada suhu di bawah 513oC (955F)
Cara penyimpanan ammonium sulfat:
Simpan dalam wadah tertutup rapat
Simpan di tempat yang sejuk, kering, dan berventilasi baik
Hindari dari kerusakan fisik
Hindari dari bahan tak tercampurkan
Wadah bahan ini kemungkinan berbahaya ketika dikosongkan karena
  adanya residu produk (debu, padatan)
Perhatikan semua peringatan dan pencegahan yang tertera pada produk

Jika terjadi ketumpahan atau kebocoran gunakan vacuum atau sapulah tumpahan bahan, lalu tempatkan dalam wadah yang sesuai untuk pembuangan. Hindarkan kondisi yang memicu terbentuknya debu. Sediakan ventilasi. Hindarkan terjadinya pencemaran lingkungan.

Amonium asetat

Amonium asetat adalah senyawa kimia dengan rumus NH 4 C 2 H 3 O 2 (atau C 2 H 4 O 2. NH 3 atau C 2 H 7 NO 2). Ini adalah putih solid dan dapat diturunkan dari reaksi amonia dan asam asetat

Penggunaan dan sifat khas

Sebagai garam dari asam lemah dan basa lemah, amonium asetat memiliki sejumlah sifat khas.
  • NH 4 C 2 H 3 O 2 kadang-kadang digunakan sebagai agen de-icing biodegradable.
  • Hal ini sering digunakan dengan asam asetat untuk membuat larutan buffer , salah satu yang dapat termal dipecah untuk produk non-ionik
  • Amonium asetat berguna sebagai katalis dalam kondensasi Knoevenagel dan sebagai sumber amonia dalam reaksi Borch dalam sintesis organik .
  • Ini adalah contoh yang relatif tidak biasa dari garam yang meleleh pada suhu rendah.
  • Dapat digunakan dengan air suling untuk membuat protein pencetus reagen.
  • Sering digunakan sebagai penyangga air untuk ESI spektrometri massa dari protein dan molekul lainnya.
  • Berguna dalam dialisis sebagai bagian dari protein pemurnian langkah untuk menghilangkan kontaminan melalui difusi.
Ammonium asetat stabil pada tekanan rendah. Karena ini telah digunakan untuk mengganti buffer sel dengan garam non-volatile, dalam mempersiapkan sampel untuk spektrometri massa. Hal ini juga populer sebagai penyangga untuk fase mobile HPLC dengan ELSD deteksi untuk alasan ini.

Alumunium Sulfat 18 Hydrat

Aluminium sulfat,hidrat (ACS & FCC)
Rumus Kimia : Al2(SO4)3.(14-18)H2O
Karakteristik : berbentuk padat,bau,rasanya manis,berwarna putih,mudah larut dalam air panas tapi tidak larut dalam alkohol.
Identifikasibahaya :bersifat iritan jika terkena kulit,mata,dan terhirup serta sedikit berbahaya jika tertelan. Zat ini juga toxic bagi system reproduksi,membrane yang berlendir,kulit,mata dan paparan dalam intensitas tinggi serta lama dapat merusak organ dalam.
Pertolongan pertama :                                   
Jika terkena mata maka segera mungkin lensa kontak dilepaskan dan basuh mata dengan air selama 15 menit daengan air dingin lebih baik.
Terkena kulit maka segera mungkin dibasuh dengan air,pakaian yang terkena segera dicuci sebelum digunakan serta sepatu juga.Jika parah maka basuh dengan sabun desinfektan
Zat ini sifatnya tidak mudah terbakar dan juga tidak mudah meledak namun dalam pemakaiannya harus tetap hati-hati.
Zat ini jika terjadi tumpahan yang kecil maka bersihkan dengan zat padat yang mudah menyerap seperti alat pel atau pasir dan bersihkan tempat tumpahan dengan air.
Zat ini tidak boleh ditelan,tidak boleh dihirup debunya,dan gunakan perlengkapan keamanan laboratorium seperti masker dan sarung tangan.Jauhkan zat ini dari agen poengoksidasi disimpan dalam botol kaca dengan rapat dan jauhkan dari sinar matahari.

Alumunium Hydroxid

Rumus molekul
Al (OH) 3
Massa molar
78.00 g / mol
Penampilan
Putih amorf bubuk, ketat
Kepadatan
2.42 g / cm ³, padat
Titik lebur
300 ° C, 573 K, 572 ° F
Kelarutan dalam air
0,0001 g/100 mL (20 ° C)
Produk kelarutan ,K sp
3 × 10 -34 [ 1 ]
Kelarutan
larut dalam asam , alkali , HCl , H2 SO 4
Keasaman (p K a)
> 7
Std entalpi 
pembentukan Δ fH o 298
-1277 KJ · mol -1 [ 2 ]
Klasifikasi EU
Iritasi ( I ) Xi
Frasa R
R36 R37 R38
S-phrases
S26 S36
Dari table di atas kita telah dapat mengetahui beberapa sifat fisika dan sifat kimia dari alumunium hidroksida, selain sifatnya kami juga akan membahas beberapa kegunaan dari alumunium hidroksida di antaranya:
    Ø  Sebagai filler tahan api untuk aplikasi polimer dalam cara yang mirip                 dengan magnesium hidroksida dan campuran dari huntite danhydromagnesite. 
    Ø  sebagai penekan asap dalam berbagai polimer, terutama di poliester,                 akrilik, etilena vinil asetat, epoksi, PVC dan karet.
    Ø  sebagai antasida dengan nama seperti Alu-Cap, Aludrox atau Pepsamar.
    Ø  Dalam pasta gigi aluminium hidroksida digunakan sebagai polishing dan agen           pembersih.
    Ø  Sebagai penambah vaksin inaktif.
 Selain kegunaannya, berikut merupakan bahaya dari alumunium hidroksida:
Di tahun 60-an dan 70-an itu berspekulasi bahwa aluminium berhubungan dengan berbagai gangguan neurologis termasuk penyakit Alzheimer . Sejak itu, beberapa epidemiologi penelitian tidak menemukan hubungan antara paparan aluminium dan neurologis gangguan. Patologis kegigihan aluminium hidroksida digunakan dalam beberapa vaksin juga telah dikaitkan dengan macrophagic myofasciitis, penyakit otot yang langka.

Alumunium kalium sulfat-Dodecahydrat

Rumus kimia : KAl(SO4) 12 H2O, AlKO8S2 12 H2O
Merupakan bahan yang berbahaya menurut undang-undang Uni Eropa
Synonyms
Potassium aluminium sulfate, Alum potassium, Potassium alum
Rumus kimia
AlKO8S2 * 12 H2O
Formulasi kimia
KAl(SO4)2 * 12 H2O
Kode HS
2833 30 00
Nomor EC
233-141-3
Massa molar
474.39 g/mol
Nomor CAS
7784-24-9

Data kimia dan fisika :
Kelarutan di dalam air
139 g/l (20 °C)
Titik leleh
92.5 °C
Massa molar
474.39 g/mol
Densitas
1.75 g/cm3 (20 °C)
Bulk density
900 kg/m3
Angka pH
3.0 - 3.5 (100 g/l, H2O, 20 °C)

Tawas Kalium, kalium tawas, tawas, atau kalium aluminium sulfat adalah senyawa kimia : yang kalium ganda sulfat dari aluminium . Rumus kimia adalah KAl (SO 4) 2 dan umumnya ditemukan dalam Surat dodekahidrat bentuk sebagai KAl (SO 4) 2 .12 (H 2 O). Alum adalah nama umum untuk ini senyawa kimia , mengingat nomenklatur kalium aluminium sulfat dodekahidrat. Hal ini umumnya digunakan dalam pemurnian air , kulit penyamakan, pencelupan, tahan api tekstil , dan baking powder . Ia juga memiliki kegunaan kosmetik sebagai deodoran, sebagai pengobatan aftershave dan sebagai obat penahan darah untuk pendarahan kecil dari cukur.
Tawas kalium mengkristal dalam rutin oktahedra dengan sudut rata, dan sangat larut dalam air. Solusinya memerah lakmus dan merupakan zat . Ketika dipanaskan sampai hampir panas merah itu memberikan berpori, massa gembur yang dikenal sebagai "tawas dibakar." Ini sekering pada 92 ° C (198 ° F) di sendiri air kristal . "Netral tawas" diperoleh dengan penambahan sebanyak natrium karbonat ke dalam larutan tawas sebagai akan mulai menyebabkan pemisahan alumina.
Penggunaan:
  dalam penyamakan kulit untuk mempersiapkan hide
  sebagai mordan untuk pewarna
  dalam klarifikasi cairan keruh, termasuk perawatan pasca-badai danau untuk        kontaminan endapan
  sebagai penghambat api di tekstil produk
  (Historis) sebagai pengeras untuk emulsi fotografi (film dan kertas), biasanya      sebagai bagian dari fixer . Alternatif modern lebih unggul. sebagai zat / obat      penahan darah dan antiseptik .
  • sebagai alami deodoran dengan menghambat pertumbuhan bakteri yang bertanggung jawab untuk bau badan .
  • setelah bercukur untuk mempersiapkan kulit
  • untuk mengurangi pendarahan di luka ringan dan lecet, mimisan , dan wasir .