LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIK I
ASAM
KARBOKSILAT DAN ESTER
Disusun oleh Kelompok 2
Anggota kelompok:
Armila Mimity
Marzuki
Mia Adha
M. Ainul Yaqin
PUSAT LABORATORIUM TERPADU (PLT)
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
I.
PENDAHULUAN
a. Dasar
teori
Suatu asam karboksilat
adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil, –COOH. Gugus
karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil; antar aksi dari
kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam
karboksilat.
Asam asetat (CH3COOH)
sejauh ini merupakan asam karboksilat yang paling penting diperdagangan,
industri dan laboratorium. Bentuk murninya disebut asam asetat glasial karena
senyawa ini menjadi padat seperti es bila didinginkan. Asam asetat glasial
tidak berwarna, cairan mudah terbakar (titik leleh 7ºC, titik didih 80ºC),
dengan bau pedas menggigit. Dapat bercampur dengan air dan banyak pelarut
organik (Fessenden, 1997).
Suatu ester asam
karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus –CO2R dengan R dapat
berbentuk alkil maupun aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi langsung
antara suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol, suatu reaksi yang disebut
reaksi esterifikasi. Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi
reversibel.
Ester adalah senyawa
karbon yang mengandung gugus fungsi ─COO─ yang terikat pada dua gugus alkyl, R
dan R’. Ester yang dianggap berasal dari senyawa alkana yang disebut alkil
alkanoat. Rumus umum dari alkil alkanoat dinyatakan sebagai : CnH2nO.
Esterifikasi adalah reaksi
pengubahan dari suatu asam karboksilat dan alkohol menjadi suatu ester dengan
menggunakan katalis asam. Reaksi ini juga sering disebut esterifikasi Fischer.
Ester adalah suatu senyawa yang mengandung gugus -COOR dengan R dapat berbentuk
alkil maupun aril. Suatu ester dapat dibentuk dengan reaksi esterifikasi
berkatalis asam. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi dapat balik (reversible).
Laju
esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung terutama pada halangan sterik
dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Kuat asam dari asam karboksilat hanya
memainkan peranan kecil dalam pembentukan ester. Untuk alasan sterik, urutan
reaktivitas alkohol untuk reaksi esterifikasi adalah metanol > alkohol 1º
> alkohol 2º > alkohol 3º.
b. Tujuan
1. Mengidentifikasi senyawa
asam karboksilat dan ester
2. Mempelajari
sifat fisik dan kelarutan dari senyawa tersebut
3. Mempelajari
cara pembuatan ester (esterifikasi)
II.
METODE PENELITIAN
a. Alat
dan Bahan :
Alat :
1. Tabung
reaksi
2. Rak
tabung reaksi
3. Pipet
tetes
4. Kaca
arloji
5. Beaker
glass
6. Batang
pengaduk
7. Botol
semprot
Bahan :
1. Asam
asetat
2. NaOH
2M dan 6M
3. Etanol
4. Asam
salisilat
5. Metil
salisilat
6. Asam
benzoate
7. HCL
2M dan 6M
8. Isoamil
alcohol
9. Methanol
10. H2SO4
11. Aquades
b. Cara
Kerja :
1. Asam
Karboksilat dan garamnya
a. Dimasukkan
kedalam tabung reaksi 2ml aquades dan 10 tetes CH3COOH, dicuim dan
dicatat bau larutan, kemudian diuji pHnya
Ditambahkan 1ml NaOH 2M kedalam tabung
reaksi sebelumnya, dikocok, diamati bau dan pHnya, dibandingkan hasilnya dengan
hasil percobaan sebelumnya
Kemudian ditambahkan HCL hingga asam,
diamati baunya.
b. Ditimbang
0.1 gr asam benzoat kemudian direaksikan dengan 2ml aquades, dimasukkan kedalam
tabung reaksi, diamati bau dan kelarutannya
Ditambahkan 1ml NaOH 2M kedalam tabung
reaksi sebelumnya, digoyangkan dan diamati hasilnya yang terjadi
Kemudian ditambahkan HCL 3M hingga asam,
diamati baunya.
2. Esterifikasi
a. Disiapkan
3 buah tabung reaksi yang masing-masing berisi larutan :
1. Direaksikan
10 tetes asam asetat dan 10 tetes etanol
2. Direaksikan
10 tetes asam asetat dan 10 tetes isoamil alkohol
3. Direaksikan
10 tetes asam salisilat dan 10 tetes methanol
b. Ditambahkan
kedalam 3 buah tabung reaksi masing-masing 5 tetes H2SO4 pekat,
kemudian digoyangkan
c. Dipanaskan
pada suhu 600C selama 15 menit
d. Didinginkan
lalu ditambahkan 2ml aquades
e. Dipipet
beberapa tetes lapisan atas masing-masing tabung reaksi dan dimasukkan ke dalam
gelas arloji yang berbeda. Dicatat baunya.
3. Saponifikasi
1.
Dimasukkan kedalam tabung reaksi 10
tetes metil salisilat dan 5ml NaOH 6M
2. Dipanaskan
dalam air mendidih selama 30 menit
3. Diamati
apa yang terjadi pada lapisan ester
4. Didinginkan
dalam air dingin kemudian diamati baunya
5. Ditambahkan
HCL 6M (@1ml setiap penambahan asam)
6. Diuji
dengan kertas lakmus, diamati dan ditentukan senyawa yang terbentuk.
III.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
1.
Asam Karboksilat dan garamnya
a.
PERCOBAAN
|
KETERANGAN
|
2ml aquades +
10 tetes CH3COOH
|
Bau asam ( pH
= 3 )
|
+ 1ml NaOH 2M
|
pH = 13
|
+ 11 tetes HCL
3M
|
Bau asam ( pH
= 6 )
|
b.
PERCOBAAN
|
KETERANGAN
|
0.1 gr asam
benzoat + 2ml aquades
|
Tidak larut
dan tidak berbau
|
+ 1ml NaOH 2M
|
Larut, basa (
pH = 13 )
|
+ 20 tetes HCL
3M
|
pH = asam
(<1), ↓putih keruh
|
2.
Esterifikasi
PERCOBAAN
|
KETERANGAN
|
10
tetes asam asetat + 10 tetes etanol
|
Bau seperti balon tiup
|
10 tetes asam
asetat + 10 tetes isoamil alkohol
|
Bau alkohol
|
10
tetes asam salisilat + 10 tetes methanol
|
Bau seperti balsem
|
3.
Saponifikasi
PERCOBAAN
|
KETERANGAN
|
10 tetes metil
salisilat + 5ml NaOH 6M
|
↓putih kekuningan
|
dipanaskan
|
↓hilang, larutan menjadi kuning
|
didinginkan
|
Bau ester
|
+ HCL 6M
|
pH = asam (lakmus
biru berubah menjadi merah)
|
Pada percobaan kali ini bertujuan untuk
mengidentifikasi terbentuknya asam karboksilat dan ester. Berdasarkan
hasil percobaan yang pertama adalah identifikasi asam karboksilat dan garamnya yaitu
dari hasil percobaan asam asetat direaksikan dengan aquades mengasilkan bau
asam dengan pH = 3, kemudian ditambahkan dengan NaOH 2M, pH berubah menjadi
basa dengan pH = 13 dan ketika ditambahkan HCL 3M, pH berubah kembali menjadi
asam dengan pH = 6 yang menghasilkan bau asam yang lebih menyengat dibandingkan
dengan bau asam pada percobaan asam asetat direaksikan dengan aquades dengan pH
= 3.
Dari hasil percobaan beberapa gram asam benzoate
direaksikan dengan aquades, asam benzoate tidak larut dalam air dan tidak
menimbulkan bau. Ketika ditambahkan natrium hidroksida, asam benzoate larut
didalamnya. Reaksi ini bersifat basa dengan pH = 13, dengan persamaan reaksi :
Kemudian ditambahkan HCL 3M sampai
larutan tersebut menjadi asam dengan pH = <1 dan
terbentuk endapan putih keruh.
Pada percobaan kali ini tentang esterifikasi,
percobaan pertama tentang pembuatan salah satu senyawa ester yang biasa
ditemukan dikehidupan sehari-hari. Ester di bentuk dari reaksi esterifikasi
antara asam karboksilat dan gugus alkohol, asam asetat direaksikan dengan
etanol kemudian ditambahkan senyawa asam sulfat pekat sebagai katalis
menghasilkan etil asetat atau etil etanoat (senyawa ini berwujud cairan tak
berwarna, memiliki aroma khas) dan air, dengan rekasi :
Etil
asetat dapat dihidrolisis pada keadaan asam atau basa menghasilkan asam asetat
dan ethanol kembali Pada percobaan ini etanol , asam asetat dan sedikit
penambahan asam sulfat pekat sebagai katalis, direfluks, refluks bertujuan
untuk menyempurnakan reaksi yakni dengan mendidihkan campuran, lalu didingkinkan
kemudian ditambahkan sedikit aquades. Dari hasil percobaan menghasilkan bau
seperti balon tiup. Percobaan kedua, pembuatan asam asetat yang direaksikan
dengan isoamil alcohol sama seperti percobaan pertama yaitu asam asetat
direaksikan dengan etanol, dengan reaksi :
Dari hasil percobaan menghasilkan bau alkohol. Percobaan ketiga, pembuatan asam
salisilat yang direaksikan dengan methanol, dengan reaksi :
Dari
hasil percobaan menghasilkan bau seperti balsem. Fungsi asam sulfat pekat sebagai
katalisator, mengurangi energi aktivasi sehingga reaksi dapat berlangsung
dengan cepat. Reaksi ini termasuk reaksi endoterm karena dalam pencampuran
ketiga bahan tersebut dapat menyerap panas dari lingkungan. Karena itu, agar
reaksi esterifikasi dapat terus berlanjut hingga tercapai kesetimbangan, maka
suasana lingkungan harus dibuat panas. adanya beberapa tetes asam sulfat pekat
untuk mengamati bau ester yang terbentuk. Asam sulfat encer bisa menggantikan
asam sulfat pekat, namun karena kepekatannya berkurang, maka reaksi akan
memakan waktu yang lama.
Pada
percobaan kali ini tentang saponifikasi, beberapa tetes metil salisilat dengan
NaOH 6M, akibat dari media reaksi yang bersifat basa, maka asam salisilat yang
dihasilkan adalah dalam bentuk garam, endapan putih kekuningan yang endapan
tersebut dapat hilang ketika dipanaskan dan warna larutan berubah menjadi warna
kuning lalu didinginkan menghasilkan bau ester kemudian dilakukan penambahan
HCL 6M yang membuat larutan menjadi asam dengan pengujian menggunakan kertas
lakmus yang berubah warna menjadi warna merah, menandakan bahwa reaksi tersebut
bersifat asam.
IV.
KESIMPULAN
1. Asam
karboksilat dengan basa menghasilkan garam karboksilat.
2. Esterifikasi
adalah reaksi pembuatan ester dengan mereaksikan asam karboksilat dengan alcohol.
3. Reaksi
ester oleh basa merupakan reaksi penyabunan atau saponifikasi yang menghasilkan
garam dari asam.
V.
DAFTAR PUSTAKA
Dewi,
Erwana.2009.Proses Industri Kimia.Palembang:POLSRI
Fessenden.
1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Handojo
Lienda,dkk. 1995. Teknologi Kimia. PT.Pradnya Paramita; Jakarta
Nurbayti,siti Msi. 2012.”penuntun praktikum Kimia Organik
I”. Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
Riawan, S.
1990. Kimia Organik Edisi 1. Binarupa Aksara. Jakarta.
T.M. Cook dan D.J. Cullen. 1986. Industri Operasi Kimia. PT.
Gramedia; Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar