1. Tujuan
Menguji kelarutan senyawa organic dan menentukan sifat senyawa tersebut
2. Dasar teori
Senyawa organic adalah senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon,kecuali pada karbida,karbon dioksida dan karbonat.Ilmu yang mempelajari tentang senyawa organic adalah kimia organic.Hidrokarbon adalah senyawa organic yang hanya terdiri dari atom karbon dan atom hydrogen.Golongan hidokarbon ini penting karena banyak produk turunannya yang dimanfaatkan manusia.
Hidrokarbon dapat dibagi menjadi dua kelompok yakni hidrokarbon alifatik yang didalamnya adalah rantai lurus,rantai bercabang dan melingkar.Lalu ada hidrokarbon aromatic yang mengandung cincin dari atom karbon yang sangat stabil.
Hidrokarbon alifatik masih dibagi menjadi dua kelompok yakni hidrokarbon jenuh yang mengandung ikatan tunggal karbon-karbon dan hidrokarbon tak jenuh yang mengandung paling sedikit satu ikatan rangkap dua / tiga karbon-karbon.
Metanol atau metal alcohol adalah anggota bagian keluarga alcohol yang paling sederhana dan dikenal sebagai antiseptic dan pengawet.Berdasarkan kerangka karbonnya,alcohol dapat dibagi menjadi alcohol primer,alcohol sekunder,dan alcohol tersier yang kereaktifannya terhadap pereaksi sangat berbeda.
Fenol jika dipandang dari strukturnya mirip dengan alcohol namun sifatnya sangat berbeda.Fenol dengan rumus kimia C6H5OH memiliki sifat berbau tajam dan dapat diasosiasikan dengan desinfektan.Fenol sifatnya beracun dan dapat menimbulkan luka bakar.
Fenol sifatnya asam lemah sehingga dengan basa dapat menghasilkan garam fenoksida.Fenol juga dapat menghasilkan ester.Asam karboksilat adalah asam lemak yang hanya sedikit mengurai dalam air membentuk H+ dan anion karboksilat.Contoh yang paling umum dari asam karboksilat adalah asam asetat atau yang dikenal sebagai asam cuka.
Istilah kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah tertentu zat pelarut.Kelarutan bergantung pada jeniz zat pelarut dan zat terlarut.Secara luas,kelarutan suatu zat pada pelarut tertentu merupakan suatu pengukuran konsentrasi kejenuhan dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit aolut pada pelarut sampai solute tersebut mengendap.Faktor yang paling berpengaruh dalam kelarutan adalah suhu dan tekanan.Kelarutan senyawa organic selelu meningkat dengan naiknya suhu,inilah yang mendasari teknik pemurnian dengan rekristalisasi yang memanfaatkan perbedaan kelarutan solute pada suhu rendah dan tinggi.
3. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi,rak tabung reaksi,pipet tetes dan spatula,serta kertas lakmus.Bahan yang digunakan adalah air,isopropyl,heksana,aseton,formaldehida,dietil eter,fenol,etilen diamin dan toluene.
4. Cara kerja
5. Hasil pengamatan
a. Fenol + air = larut, diuji dengan kertas lakmus = netral
b. Aseton + air = larut, diuji dengan kertas lakmus merah menjadi biru dan biru menjadi biru = basa
c. Asetat + air = larut , diuji dengan lakmus merah tetap merah dan lakmus biru jadi merah = asam
d. Formaldehid + air = larut , diuji dengan lakmus biru jadi merah = asam
e. Dietil eter + air = larut , diuji dengan lakmus biru jadi merah = asam
f. Toluena + air = tidak larut, + NaOH = tidak larut , + HCl 5% = tidak larut , +H2SO4 = tidak larut maka senyawa inert
g. n-hexan + air = tidak larut , + NaOH = tidak larut , + HCl = tidak larut , + H2SO4 = tidak larut maka senyawa inert
h. Etilen diamin = larut dalam air dan membirukan lakmus merah maka sifatnya basa
I. Isopropil + air = tidak larut, + NaOH = tidak larut , + HCl = tidak larut, + H2SO4 = larut maka senyawa alcohol
6. Pembahasan
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air, yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H+ dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat dilarutkan dalam air. Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H+. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan sistem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya.
Aseton, juga dikenal sebagai propanon, dimetil keton, 2-propanon, propan-2-on,dimetilformaldehida, dan β-ketopropana, adalah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Ia merupakan keton yang paling sederhana. Aseton larut dalam berbagai perbandingan dengan air, etanol, dietil eter,dll. Ia sendiri juga merupakanpelarut yang penting. Aseton digunakan untuk membuat plastik, serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia lainnya. Selain dimanufaktur secara industri, aseton juga dapat ditemukan secara alami, termasuk pada tubuh manusia dalam kandungan kecil.`
Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimiaasam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalammakanan. Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuahasam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan pereaksi kimia dan bahan baku industriyang penting. Asam asetat digunakan dalam produksi polimer sepertipolietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan sebagai pelunak air. Dalam setahun, kebutuhan dunia akan asam asetat mencapai 6,5 juta ton per tahun. 1.5 juta ton per tahun diperoleh dari hasil daur ulang, sisanya diperoleh dari industri petrokimiamaupun dari sumber hayati.
Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin), merupakanaldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair yang dikenal sebagai formalin, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane. Meskipun dalam udara bebas formaldehida berada dalam wujud gas, tetapi bisa larut dalam air (biasanya dijual dalam kadar larutan 37% menggunakan merk dagang 'formalin' atau 'formol' ). Dalam air, formaldehida mengalami polimerisasi dan sedikit sekali yang ada dalam bentuk monomer H2CO. Umumnya, larutan ini mengandung beberapa persenmetanol untuk membatasi polimerisasinya. Formalin adalah larutan formaldehida dalam air, dengan kadar antara 10%-40%.Meskipun formaldehida menampilkan sifat kimiawi seperti pada umumnya aldehida, senyawa ini lebih reaktif daripada aldehida lainnya.
Dietil eter, yang juga dikenal sebagai eter dan etoksi etana, adalah cairan mudah terbakar yang jernih, tak berwarna, dan bertitik didih rendah serta berbau khas. Anggota paling umum dari kelompok campuran kimiawi yang secara umum dikenal sebagai eter ini merupakan sebuah isomernya butanol. Berformula CH3-CH2-O-CH2-CH3, dietil eter digunakan sebagai pelarut biasa dan telah digunakan sebagai anestesi umum. Eter dapatdilarutkan dengan menghemat di dalam air
Toluena, dikenal juga sebagai metilbenzena ataupun fenilmetana, adalah cairan bening tak berwarna yang tak larut dalam air dengan aroma seperti pengencer cat dan berbau harum seperti benzena. Toluena adalah hidrokarbon aromatik yang digunakan secara luas dalam stok umpan industri dan juga sebagai pelarut. Seperti pelarut-pelarut lainnya, toluena juga digunakan sebagai obat inhalan oleh karena sifatnya yang memabukkan.
Heksana adalah sebuah senyawa hidrokarbon alkana dengan rumus kimia C6H14 (isomer utama n-heksana memiliki rumus CH3(CH2)4CH3). Awalan heks- merujuk pada enam karbon atom yang terdapat pada heksana dan akhiran -ana berasal dari alkana, yang merujuk pada ikatan tunggal yang menghubungkan atom-atom karbon tersebut. Seluruhisomer heksana amat tidak reaktif, dan sering digunakan sebagai pelarut organik yanginert.
Isopropil alkohol adalah nama populer dari senyawa kimia dengan rumus molekul C3H8O atau C3H7OH. Senyawa ini merupakan senyawa tak berwarna, mudah terbakar dengan bau menyengat. Senyawa ini merupakan alkohol sekunder yang paling sederhana, dimana atom karbon yang mengikat gugus alkohol juga mengikat 2 atom karbon lain (CH3)2CHOH. Merupakan isomer struktur dari 1-propanol.
7. Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Fessenden, Ralp J dan Joan S. Fessenden. 1982. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Hart, Harold. 1983. Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat Edisi Keenam. Terjemahan Suminar. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralp H. 1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan modern Edisi Keempat Jilid 3. Terjemahan Suminar. Jakarta: Erlangga
www.wikipedia.com
Sabtu, 16 November 2013
PENENTUAN HASIL PRODUKSI BIOETHANOL DARI BERAS KETAN HITAM DAN BUAH APEL DENGAN PROSES FERMENTASI SERTA PEMURNIANNYA DENGAN TEKNIK DESTILASI
PENENTUAN HASIL PRODUKSI BIOETHANOL DARI BERAS KETAN HITAM DAN BUAH
APEL DENGAN PROSES FERMENTASI SERTA PEMURNIANNYA DENGAN TEKNIK DESTILASI
Armila Mimity, M.
Ainul Yaqin, Marzuki, Mia Adha
Jurusan Kimia
Fakultas Sains
dan Teknologi
Universitas
Islam Negeri Jakarta
ABSTRAK
Di abad 21 sekarang ini, teknologi dari energy baru dan terbarukan sedang
giat dikembangkandengantujuan mengurangi ketergantungan kita kepada bahan bakar
minyak. Energi baru dan terbarukan yang sedang dikembangkan diantaranya adalah
energy angin,cahayamatahari,energi panas bumi,energi nuklirdanbioetanol.Bioetanol sangat menjanjikan bagi
kebutuhan energi masa depan dikarenakanbioetanol ‘muncul’ dari tanah sehingga
dapat terus diperbarukan.Secara umum pembuatan bioetanol adalah dengan memecah
rantai glukosa menjadi etanol dengan bantuan mikroorganisme.Beras ketan hitam
dan buah apel dapat dijadikan bahan baku pembuatan etanol karena keduanya
mengandung glukosa yang kemudian difermentasi dengan ragi menghasilkan etanol. Hasil fermentasi yang sudah mengandung etanol didestilasi dengan memakai
prinsip perbedaan titik didih sehingga didapat etanol dengan kadar kemurnian yang
tinggi.Kedepannya diharapkan semakin banyak produksi etanol skala besar
sehingga menjadi penyedia utama energi dunia.
Kata Kunci : bioetanol, tape ketan, apel
ABSTRACT
In 21 centuries,technology of renewable energy is developed with
purpose to cut-down our fossil fuels demand.There are many renewable energy
which has been developed such as wind, sunlight, geothermal , nuclear and
bioethanol. Bioethanol is promising as main energy in the future because
bioethanol appear from the ground and its sustainable. Generally, to produce
biothenaol is rending the chain of glucose
to be ethanol with aid of microorganism. Black sticky rice (ketan-hitam)
and apple can be raw materials to produce ethanol because both of them have
glucose. Addition, yeast is needed in fermentation process. After that we have
to distillation to get purity of ethanol. We hope that bioethanol usage is
increasing and it can be main energy resources.
Keyword : bioethanol, black sticky rice, apple
PENDAHULUAN
Saat ini kebutuhan dunia akan energi terus
meningkat, hal ini dikarenakan pertumbuhan ekonomi dunia yang terjadi pada
negara-negara maju dan juga negara berkembang seperti
Brazil,India,China,Indonesia, Korea, dll yang meningkatkan permintaan akan
energi. Selain itu pertambahan jumlah penduduk dunia yang tentu sejalan dengan
permintaan kebutuhan energi.Disaat kebutuhan energi dunia meningkat kita
dihadapkan pada kenyataan bahwa energi yang selama ini kita gunakan yakni
energi fosil telah memasuki masa-masa terakhirnya. Eksploitasi besar-besaran yang terjadi mengakibatkan bahan bakar ini
diprediksi akan habis beberapa dekade kedepan.Untuk mengatasi krisis energi
yang akan terjadi dimasa depan,kita harus segera menemukan solusi untuk
mengatasi masalah ini.Para ilmuwan dan peneliti dari seluruh dunia telah banyak meneliti dan menemukan
banyak energi alternatif yang sangat potensial untuk dikembangkan
kedepannya.Konsep yang diterapkan dalam mencari energi alternatif ini adalah
energi yang baru dan terbarukan karena energi baru merupakan energi yang belum
ditemukan atau belum diperhitungkan sebelumnya kemudian konsep terbarukan yakni
energi tersebut sifatnya yang dapat diperbarui sehingga dapat terus diproduksi. Energi baru dan terbarukan yang menjanjikan diantaranya pemanfaatan
angin,sinar matahari,energi panas bumi,bahan bakar hidrogen dan bioetanol.
Bio-etanol
merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair dari pengolahan tumbuhan)
di samping Biodiesel. Bio-etanol adalah etanol yang dihasilkan dari fermentasi glukosa
(gula) dengan bantuan
mikroorganisme.
Glukosa
(gula sederhana) dibuat oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis
6CO2
+ 6H2O + cahayamatahari → C6H12O6 +
6O2
Dalam fermentasi etanol,glukosa akan dipecah menjadi etanol dan karbon dioksida C6H12O6 →2CH3CH2OH
+ 2CO2 + panas
Ketika
etanol dibakar (direaksikan dengan oksigen) maka
akan dihasilkan karbondioksida, air, dan panas:
CH3CH2OH
+ 3O2→ 2CO2 + 3H2O + panas
Panas yang dihasilkan dari pembakaran etanol digunakan untuk
menggerakkan piston padamesin. Dapat dikatakan bahwa cahaya matahari digunakan untuk menjalankan mesinnya.
Etanol sering dijadikan bahan tambahan pada bensin
sehingga menjadi biofuel.Saat ini etanol sudah umum digunakan dinegara Brazil
dan Amerika serikat karena keduanya memproduksi 88% dari konsumsi etanol dunia.
Namun permasalahan yang muncul adalah karena bioetanol diproduksi dari glukosa
dan glukosa umunya didapat dari bahan pangan,maka penggunaan etanol dapat
memicu krisis pangan dikarenakan untuk memproduksinya membutuhkan bahan baku yang
banyak.Untuk itu pengembangan bioetanol diharapkan menemukan bahan baku yang
non-pangan.
Bukan hanya glukosa saja yang dapat difermentasi. Gula lainnya seperti fruktosa juga dapat digunakan untuk fermentasi. 3 macam gula lainnya juga dapat difermentasi dengan memecahnya melalui hidrolisis menjadi molekul-molekul glukosa atau fruktosa. Amilum dan selulosa adalah molekul yang terdiri dari ikatan-ikatan glukosa. Sukrosa (atau gula tebu) merupakan molekul glukosa yang berikatan dengan molekul fruktosa. Energi untuk membuat fruktosa berasal dari metabolisme
glukosa yang diperoleh dari fotosintesis (yang membutuhkan sinar matahari). Maka dari itu, sinar matahari juga menyediaka nenergi yang dihasilkan oleh fermentasi dari molekul-molekul ini.
Etanol
juga dapat diproduksi dari etena (etilena).
Dengan penambahan air kedala etana maka akan mengubah etena menjadi etanol:
C2H6 +
H2O → CH3CH2OH
Ketika
etanol dibakar di atmosfer (bukan
di oksigen murni), maka akan ada reaksi kimia yang lain yang menghasilkan 4
komponen kimia lainnya, termasuk dengan gas nitrogen (N2). Gas
nitrogen dapat menimbulkan munculnya nitrogen oksida, salah satu polutan utama di udara
Jika etanol ingin digunakan sebagai bahan
bakar, maka sebagian besar kandungan airnya harus dihilangkan dengan cara destilasi. Tingkat kemurnian etanol setelah didistilasi
masih sekitar 95-96%. (masih ada kandungan airnya 3-4%). Campuran ini dinamakan
etanol hidrat dan bias digunakan sebagai bahan bakar, tapi tidak bias dicampur sama
sekali dengan bensin. Jadi, biasanya kandungan air dalam etanol hidrat dibuang habis
terlebih dahulu dengan pengolahan lainnya sehingga baru bias dicampurkan dengan
bensin.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hasil produksi bioetanol dari beras ketan hitam dan buah apel dengan
proses fermentasi menggunakan khamir Saccharomyces
cerevisiae. Selain itu, untuk mendapatkan kemurnian bioetanol dari beras
ketan hitam dan buah apel menggunakan teknik destilasi. Manfaat yang didapatkan
dari penelitian ini adalah dapat diperoleh hasil produksi bioetanol yang paling
baik diantara beras ketan hitam dan buah apel, serta dapat diperoleh kemurnian
bioetanol menggunakan teknik destilasi.
Destilasi
adalah teknik untuk memisahkan larutan kedalam masing-masing komponennya. Prinsip
destilasi adalah didasarkan atas perbedaan titik didih komponen zatnya. Destilasi
dapat digunakan untuk memurnikan senyawa-senyawa yang mempunyai titik didih berbeda
sehingga dapat dihasilkan senyawa yang memiliki kemurnian yang tinggi. Terdapat
beberapa teknik pemisahan dengan menggunakan destilasi, salah satunya adalah destilasi
sederhana. Set alat destilasi sederhana terdiri atas labu alas bulat, kondensor
(pendingin), termometer, erlenmeyer, pemanas. Peralatan lainnya sebagai penunjang adalah statif
dan klem, adaptor (penghubung), selang yang dihubungkan pada kondensor tempat
air masuk dan air keluar, batu didih.
Adapun fungsi masing-masing alat yaitu
labu alas bulat sebagai wadah untuk penyimpanan sampel yang akan didestilasi.
Kondensor atau pendingin yang berguna untuk mendinginkan uap destilat yang
melewati kondensor sehingga menjadi cair. Kondensor atau pendingin yang
digunakan menggunakan pendingin air dimana air yang masuk berasal dari bawah dan
keluar di atas, karena jika airnya berasal (masuk) dari atas maka air dalam pendingin
atau kondensor tidak akan memenuhi isi pendingin sehingga tidak dapat digunakan
untuk mendinginkan uap yang mengalir lewat kondensor tersebut. Oleh karena itu pendingin
atau kondensor air masuknya harus dari bawah sehingga pendingin atau kondensor akan
terisi dengan air maka dapat digunakan untuk mendinginkan komponen zat yang
melewati kondensor tersebut dari berwujud uap menjadi berwujud cair.
Termometer
digunakan untuk mengamati suhu dalam proses destuilasi sehingga suhu dapat dikontrol
sesuai dengan suhu yang diinginkan untuk memperoleh destilat murni. Erlenmeyer
sebagai wadah untuk menampung destilat yang
diperoleh dari proses destilasi. Pipa penghubung (adaptor) untuk menghubungkan antara
kondensor dan wadah penampung destilat (Erlenmeyer) sehingga cairan destilat
yang mudah menguap akan tertampung dalam Erlenmeyer dan tidak akan menguap keluar
selama proses destilasi berlangsung. Pemanas berguna untuk memanaskan sampel
yang terdapat pada labu alas bulat. Penggunaan batu didih pada proses destilasi
dimaksudkan untuk mempercepat proses pendidihan sampel dengan menahan tekanan atau
menekan gelembung panas pada sampel serta menyebarkan panas yang ada keseluruh bagian
sampel. Sedangkan statif dan klem berguna untuk menyangga bagian-bagian dari peralatan
destilasi sederhana sehingga tidak jatuh atau goyang.
MATERI DAN METODE
Penelitian ini telah
dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013 di Pusat Laboratorium Terpadu
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Materi
Materi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah beras ketan hitam, buah apel, ragi
komersil, aquades, daun pisang, alumunium foil, dan urea. Peralatan yang
digunakan adalah beaker glass 1000
ml, gelas ukur, timbangan analitik, wadah plastic, kain, tali rapia, penangas,
spatula, dan alat destilasi.
Metode Analisa
Analisa yang dilakukan
pada penelitian ini adalah analisa konsentrasi etanol dengan teknik destilasi.
Persiapan Substrat
Substrat adalah media pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae, berbentuk cair yang di dalamnya mengandung
nutrisi untuk pertumbuhan Saccharomyces
cerevisiae. Substrat dalam penelitian ini adalah beras ketan hitam 500 gram
dan buah apel 500 gram. Beras ketan hitam terlebih dahulu dijadikan tape dan
buah apel terlebih dahulu direbus.
Proses fermentasi
Setelah sejumlah 10% starter (ragi) diinokulasikan ke dalam
substrat (beras ketan hitam) dan sejumlah 10% starter (ragi) dan 2% urea
diinokulasikan ke dalam substrat (buah apel) fermentasi dalam keadaan yang
aseptis maka proses selanjutnya adalah melakukan fermentasi substrat yang telah
diinokulasi dengan starter. Proses fermentasi dilakukan di dalam ruangan khusus
yang sudah diatur agar tetap memenuhi persyaratan optimal pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae. Proses
fermentasi dilaksanakan selama 5 hari. Pengujian kadar alkohol dilakukan dengan
proses destilasi.
Variabel penelitian
Variabel yang diamati dalam penelitian adalah kadar alkohol.
Persiapan alat
destilasi
Pada penelitian ini alat destilasi yang digunakan adalah alat
destilasi rancangan dengan menggunakan bahan-bahan sederhana. Di bawah ini
adalah gambar dari alat destilasi rancangan.
Gambar 1. Alat destilasi rancangan
Prosedur pengujian
kadar alkohol
Prosedur pengujian kadar alkohol dilakukan destilasi. Tape dari
beras ketan dan air hasil fermentasi dari buah apel diperas menggunakan
saringan. Setelah didapat substrat dalam bentuk cairan, substrat dimasukkan ke
dalam teko listrik yang terdapat pada alat destilasi rancangan. Selanjutnya
didestilasi pada suhu 800C. Destilat ditampung di dalam wadah.
Kemudian dihitung volume destilat yang dihasilkan.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Variasi penggunaan
bahan dari tape memberikan hasil yang berbeda terhadap etanol yang dihasilkan. Tabel
1. Menunjukkan bahwa dalam 100 ml terbentuk air destilasi yang dengan jumlah
yang berbeda. Ini juga dipengaruhi oleh kandungan gula yang terdapat dalam
bahan yang difermentasi.
Berdasarkan percobaan
yang telah dilakukan :
Jenis
|
Volume
Destilat
|
Ketan Hitam
|
7 ml
|
Apel
|
1,5 ml
|
·
Dari
100 ml laruta air tape
Tabel 1.Hasil Kadar Etanol dari Air Tape dan Apel.
Berdasarkan tabel
di atas, dapat dilihat bahwa produksi etanol
dari ketan hitam lebih memiliki produksi etanol yang lebih tinggi dibandingkan dengan
produksi etanol dari apel.
Fermentasi alkohol merupakan suatu reaksi pengubahan glukosa menjadi
etanol (etil alkohol) dan karbon dioksida. Organisme yang berperan yaitu Saccharomyces
cerevisiae (ragi) untuk pembuatan tape, roti atau minuman keras. Reaksi
Kimia:
C6H12O6 → 2C2H5OH
+ 2CO2 + 2 ATP
Reaksi dalam fermentasi
berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang
dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6)
yang merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan
menghasilkan etanol (2C2H5OH). Persamaan Reaksi
Kimia :
C6H12O6 → 2C2H5OH
+ 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Dijabarkan
sebagai :
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa)
→ Alkohol (etanol) + Karbon dioksida + Energi (ATP)
Jalur biokimia yang terjadi,
sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya
melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap
awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir
akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.
Percobaan destilasi kali ini menggunakan air hasil pembuatan
tape ketan yang
mengandung alkohol.
Pada tape
tersebut karbohidrat diubah menjadi alkohol dan air hal ini dikarenakan
penambahan ragi (mikroorganisme) yang dapat memecah strukur karbohidrat menjadi
alkohol.
Pengaruh
penambahan ragi dapat diketahui dari perubahan rasanya,awalnya ketan terasa
manis kemudian setelah didiamkan beberapa hari dengan tambahan ragi rasanya
berubah menjadi manis + asam dan bentuk ketan yang awalnya padatan agak keras
menjadi lembek karena sudah ada air didalmnya.Air dari tape inilah yang
kemudian diambil untuk didestilasi sehingga didapatkan alkohol yang diinginkan.
Seperti yang telah diketahuibahwa
prinsip kerja dari alat destilasi adalah memakai titik didih.maka percobaan
kali ini memanfaatkan perbedaan titik didih dari air dan alkohol. Alkohol yang
memiliki titik didih kurang lebih 70oC akan menguap karena pemanas
telah disetel pada suhu tersebut,uap yang mengandung cairan alkohol tersebut
terangkat dan mengikuti arah selang menuju tempat penampungan alkohol.
Namun pada percobaan yang telah
dilakukan,tidak didapatkan hasil alkohol yang diinginkan melainkan hanya
didapatkan air saja.hal ini dikarenakan beberapa faktor.Faktor yang pertama
adalah dari bahannya itu sendiri,air tape yang didapatkan hanya sedikit dan dari
airnya itu alkohol yang ada didalamnya diprediksi hanya sebesar 10 % dan itu
adalah nilai maksimalnya.Kemudian untuk menyiasati air tape yang sedikit itu,kami menambahkan campuran air
biasa dengan tujuan agar air tersebut bisa terendam dan dipanaskan pada alat
yang telah kami buat.
Faktor kedua adalah alat yang kami
gunakan terutama pemanasnya adalah teko listrik untuk memanaskan air.Kelebihan
teko ini adalah cepat untuk mendidihkan air sehingga tidak memakan waktu yang
lama namun kekurangannya adalah kita tidak bisa menyetel suhu yang diinginkan
untuk memanaskan,hal ini berakibat bahwa air tape yang kita destilasikan berada
pada suhu 100oC dan sudah bisa ditebak bahwa hasil destilasinya
bercampur dengan air.
Kemudian dalam proses destilasinya
masih terdapat kebocoran gas / uap di beberapa sudut selang sehingga mungkin
saja ada alkohol yang menguap ke udara.lalu pada alat destilasi kami belum
menyertakan kondensor atau pendingin,padahal kondesor ini merupakan bagian
penting pada setiap alat destilasi yang berguna untuk mendinginkan uap panas
sehingga uap tersebut menjadi butiran-butiran alkohol.Untuk kedepannya kami
akan memperbaiki dan mengembangkan kembali alat destilasi yang telah kami buat
sehingga dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi fermentasi antara lain
substrat, suhu, pH, oksigen, dan mikroba yang digunakan. Oleh karena itu,
terdapat perbedaan kadar etanol yang dihasilkan karena menggunakan substrat
yang berbeda. Lama fermentasi yang paling optimal untuk proses pembuatan bioethanol
adalah 3 hari. Jika fermentasi dilakukan lebih dari 3 hari, kadar alkoholnya dapat
berkurang. Berkurangnya kadar alkohol disebabkan karena alkohol telah dikonversi
menjadi senyawa lain, misalnya ester. Apel memiliki kandungan gula yang cukup
tinggi sehingga memungkinkan untuk dijadikan alkohol.
Dari apel dihasilkan air destilat sebanyak 1.5 ml. Kandungan gula
yang sedikit merupakan faktor penyabab utama. Selain itu, bakteri pada
fermentasi apel juga memerlukan nutrient dari luar agar dapat hidup dan
memfermentasi apel. Ada kemungkinan nutrient yang dibutuhkan bakteri yang masih
kurang sehingga hasil yang diperoleh juga sedikit.
Substrat merupakan bahan baku fermentasi yang mengandung nutrien-nutrien
yang dibutuhkan oleh mikroba untuk tumbuh maupun menghasilkan produk fermentasi.
Nutrient yang paling dibutuhkan oleh mikroba baik untuk tumbuh maupun untuk menghasilkan
produk fermentasi adalah karbohidrat. Karbohidrat merupakan sumber karbon yang
berfungsi sebagai penghasil energy bagi mikroba, sedangkan nutrisi lain seperti
protein dibutuhkan dalam jumlah lebih sedikit dari pada karbohidrat.
Gula-gula tersebut kemudian akan dikonversi menjadi bioethanol
dengan bantuan Saccharomyces cerevisiae. Saccharomyces cerevisiae dapat mengkonversi
gula menjadi etanol karena adanya enzim invertasedanzimase. Dengan adanya enzim-enzim
ini Saccharomyces cerevisiae memiliki kemampuan untuk mengkonversi baik gula dari
kelompok monosakarida maupun dari kelompok disakarida. Jika gula yang tersedia dalam
substrat merupakan gula disakarida maka enzim invertase akan bekerja menghidrolisis
disakarida menjadi monosakarida. Setelah itu, enzim zymase akan mengubah monosakarida tersebut
menjadi alkohol dan CO2. Kedua enzim tersebut dihasilkan oleh Saccharomyces
cerevisiae.
KESIMPULAN
Dari hasil percobaan, dapat
disimpulkan produksi bioetanol dari tape ketan sebesar 7 ml dari 100 ml air
tape dan dari apel sebesar 1.5 ml.
DAFTAR PUSTAKA
Nugraha,
Restu. 2013. Produksi etanol dari molase, apel, dan pepaya.
IDENTIFIKASI ALDEHIDA, KETON, KARBOKSILAT DAN ESTER
IDENTIFIKASI
ALDEHIDA, KETON,
KARBOKSILAT
DAN ESTER
I.
PENDAHULUAN
A.
Dasar
Teori
Aldehid
adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada
sebuah atau dua buah atom hidrogen. Nama IUPEC dari aldehida
diturunkan dari alkana dengan mengganti akhiran “ana“ dengan “al“. Nama umumnya
didasarkan nama asam karboksilat ditambahkan dengan akhiran dehida (Petrucci,
1987).
Aldehid
dinamakan menurut nama asam yang mempunyai jumlah atom C sama pada nama alkana
yang mempunyai jumlah atom sama. Pembuatan aldehida adalah sebagai berikut:
oksidasi alkohol primer, reduksi klorida asam, dari glikol, hidroformilasi
alkana, reaksi Stephens dan untuk pembuatan aldehida aromatik (Fessenden,
1997).
Aldehid
dan keton adalah senyawa-senyawa yang mengandung salah satu dari gugus penting
di dalam kimia organic,yaitu gugus karbonil C=O. Semua senyawa yang mengandung
gugus ini disebut senyawa karbonil.Gugus karbonil adalah senyawa yang paling
menentukan sifat kimia aldehid dan keton.Oleh karena itu banyak sekali sifat
fisik dari yang lain senyawa-senyawa ini adalh mirip satu sama lainnya.
Salah
satu reaksi untuk pembuatan aldehid adalah oksidasi dari alkohol primer.
Kebanyakan oksidator tak dapat dipakai karena akan mengoksidasi aldehidnya
menjadi asam karboksilat. Oksidasi khrompiridin komplek seperti piridinium
khlor kromat adalah oksidator yang dapat merubah alkohol primer menjadi aldehid
tanpa merubahnya menjadi asam karboksilat (Petrucci, 1987).
Keton adalah suatu senyawa
organik yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua
gugus alkil, atau sebuah alkil. Keton juga dapat dikatakan senyawa organik yang
karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lainnya. Keton tidak mengandung
atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil (Wilbraham, 1992).
Pembuatan keton yang paling
umum adalah oksidasi dari alkohol sekunder. Hampir semua oksidator dapat
dipakai. Pereaksi yang khas antara lain khromium oksida (CrO3),
phiridinium khlor kromat, natrium bikhromat (Na2Cr2O7)
dan kalium permanganat (KMnO4) (Respati, 1986).
Reaksi-reaksi pada aldehida
dan keton adalah reaksi oksidasi dan reaksi reduksi. Reaksi oksidasi untuk
membedakan aldehida dan keton. Aldehid mudah sekali dioksidasi, sedangkan keton
tahan terhadap oksidator. Aldehida dapat dioksidasi dengan oksidator yang
sangat lemah. Sedangkan reaksi reduksi terbagi menjadi tiga bagian yaitu
reduksi menjadi alkohol, reduksi menjadi hidrokarbon dan reduksi pinakol
(Wilbraham, 1992).
Sifat-sifat fisik aldehid
dan keton, karena aldehid dan keton tidak mengandung hidrogen yang terikat pada
oksigen, maka tidak dapat terjadi ikatan hidrogen seperti pada alkohol.
Sebaliknya aldehid dan keton adalah polar dan dapat membentuk gaya tarik
menarik elektrostatik yang relatif kuat antara molekulnya, bagian positif dari
sebuah molekul akan tertarik pada bagian negatif dari yang lain (Fessenden,
1997).
Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa
organik yang mengandung gugus karboksil, –COOH. Gugus karboksil mengandung
gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil; antar aksi dari kedua gugus ini
mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam karboksilat
(Fessenden, 1997).
Karena banyak
terdapat dialam, asam-asam karboksilat adalah golongan senyawa yang paling dulu
dipelajari oleh kimiawan organik. Karena tidak mengherankan jika banyak
senyawa-senyawa asam mempunyai nama-nama biasa. Nama-nama ini biasanya
diturunkan dari bahasa Latin yang menunjukkan asalnya. Tabel 12.8 memuat
nama-nama asam berantai lurus beserta nama IUPAC-nya. Banyak dari asam ini
mula-mula dipisahkan dari lemak sehingga sering dinamakan sebagai asam-asam
lemak (struktur lemak secara terinci dibahas dalam bab berikutnya). Untuk
memperoleh nama IUPAC suatu asam karboksilat terakhir) diperlukan awalan kata
asam da akhiran at. Asam-asam
bersubstitusi diberi nama menurut dua cara. Dalam sisitem IUPAC, nomor rantai
dimulai dari asam karbon pembawa gugus karboksil dan substituen diberi nomor
lokasi. Jika nama umum yang digunakan lokasi substituen dilambangkan dengan
huruf latin, dimulai dengan atom karbon α.
Jika gugus
karboksilat dihubungkan dengan cincin, akhiran karboksilat ditambahkan pada
nama induk sikloalkana. Asam-asam aromatic
juga diberi tambahan –at pada turunan hidrokarbon aromatiknya. (Ratna dkk ,
2010)
Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh
asam karboksilat adalah:
1.
Reaksi Pembentukan Garam
Garam organik yang membentuk dan
memiliki sifat fisik dari garam anorganik padatannya, NaCl dan KNO3adalah garam organik yang meleleh pada
temperatur tinggi, larut dalam air dan tidak berbau. Reaksi yang terjadi
adalah:
HCOOH + Na+ → HCOONa + H2O
2.
Reaksi Esterifikasi
Ester asam karboksilat ialah senyawa
yang mengandung gugus –COOR dengan R dapat berbentuk alkil. Ester dapat
dibentuk berkat reaksi langsung antara asam karboksilat dengan alkohol. Secara
umum reaksinya adalah:
RCOOH + R’OH → RCOOR + H2O
3.
Reaksi Oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau
oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat seperti asam sulfat, CrO3, panas.Gugus
asam karboksilat teroksidasi sangat lambat.
4.
Pembentukan Asam Karboksilat
Beberapa cara pembentukan asam
karboksilat dengan jalan sintesa dapat dikelompokkan dalam 3 cara yaitu: reaksi
hidrolisis turunan asam karboksilat, reaksi oksidasi, reaksi Grignat.
Esterifikasi
adalah salah satu jenis reaksi dimana reaksi tersebut untuk menghasilkan ester.
Ester merupakan sebuah hidrokarbon yang diturunkan dari asam karboksilat.
Sebuah asam karboksilat mengandung gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen
di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus hidrokarbon dari beberapa jenis.
Ester dapat dihasilkan dengan cara mereaksikan antara sebuah alcohol dengan
asam karboksilat.
Hal-hal yang mempengaruhi
esterifikasi adalah:
a. Suhu
b. Perbandingan zat pereaksi
c. Pencampuran
d. Katalis
B.
Tujuan
1.
Mengetahui senyawa yang termasuk Aldehid,
Keton, Asam Karboksilat , dan Ester.
2.
Mempelajari sifat fisik dan kelarutan
dari senyawa tersebut.
3.
Mengetahui reaksi pada identifikasi Aldehid,
Keton, Asam Karboksilat , dan Ester.
II.
METODE
PRAKTIKUM
A.
Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan antara lain:
1. Tabung Reaksi
2.
Rak Tabung Reaksi
3.
Gelas Ukur
4.
Pipet Tetes
5.
Gelas Piala
6.
Penangas
7.
Termometer
8.
Kertas Indikator pH
9.
Batang pengaduk
10. Stirer
Bahan yang digunakan antara lain:
1.
Etanol
(C2H5OH)
2.
K2Cr2O7
3.
Isopropil
Alkohol(C3H7OH)
4.
CH3COOH
5.
H2SO4
6.
Butanol(C4H9OH)
7.
NaOH
8.
Iodin
9.
C6H5OH
10.
C7H6O3
11.
Padatan
fenol
12.
Larutan
Fenol
13.
Aquadest
B.
Prosedur
Kerja
Oksidasi
Alkohol
Esterifikasi
Tes Iodoform
Identifikasi Alkohol
Alifatik dan Aromatik
Keasaman Fenol dan
Etanol
Kelarutan Fenol
III.
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Oksidasi Alkohol
·
C2H5OH +K2Cr2O7
à CH3COH (asetal dehid)
·
C3H7OH +K2Cr2O7
à C2H5COH(propanal)
Esterifikasi
· CH3COOH + C3H7OH à C3H7-COO-CH3 + H2SO4 (katalis)
v
Meninbulkan warna merah kecoklatan
dan berbau
· CH3COOH + C2H5OH
à C2H5-COO-CH3
· CH3COOH + C4H9OH
à C4H9-COO-CH3
v
Pengamatan setelah 10 menit ;
tercium bau
Tes Iodoform
· C3H7OH+NaOH à
bening + I2à keruh kekuningan + NaOH + dipanaskan
àLarut (didinginkan)à tidak tebentuk endapan
· C2H5OH+NaOH à
bening + I2à keruh + NaOH + dipanaskan àLarut
(didinginkan)à tidak tebentuk endapan
· C4H9OH+NaOH à
bening + I2à agak keruh + NaOH + dipanaskan àLarut
(didinginkan)à tidak tebentuk endapan
Identifikasi Alkohol Alifatik dan
Aromatik
·
C2H5OH + FeCl3
= larutan menjadi kuning
·
C6H5OH + FeCl3
= larutan menjadi ungu terang
·
C7H6O3
+ FeCl3 = larutan menjadi ungu gelap
Keasaman Fenol dan Etanol
·
C2H5OH , PH=5,5
: 6 : 6,5
·
C6H5OH , PH=
5 ; 5 ; 5
Kelarutan Fenol
2
butir fenol+H2Oà Larut (06.39 menit)
2
butir fenol + NaOH 2M à larut (04.50 menit)
B.
Pembahasan
Pada praktikum kali ini praktikan
melakukan pecobaan tentang identifikasi aldehid, keton, asam karboksilat dan
ester. Pada
percobaan oksidasi alkohol untuk melihat pembuatan suatu aldehida atau
keton dapat disintesis dari suatu alkohol. Alkohol primer dan sekunder dapat
bereaksi dengan oksidator kuat seperti kalium dikromat (K2Cr2O7). Oksidator
ion dikromat yang berwarna jingga,jika bereaksi sebagai oksidator akan
direduksi menjadi ion kromium(III). Sehingga jika alkohol dioksidasi oleh
oksidator ini, maka dapat diamati perubhan warna larutan yang terjadi.
Praktikan melakukan oksidasi pada uji etanol dan uji propanol. Pada
oksidasi etanol (C2H5OH) suatu alkohol primer yang
saat dioksidasi dengan K2Cr2O7 menghasilkan
larutan berwarna hijau dan tidak terlalu berbau, bau ini dihasilkan dari
asetaldehid yang terbentuk. Sedangkan pada oksidasi propanol menghasilkan
larutan berwarna hijau dan berbau menyengat yang dihasilkan dari propanol yang
terbentuk.
KESIMPULAN
1. Pengoksidasian etanol
sebagai alcohol primer menghasilkan asam asetat sebagai persenyawaan asam monokarboksilat.
2. Pengoksidasian
isopropanol sebagai alcohol sekunder menghasilkan dimetil keton sebagai
persenyawaan alkanon atau alkil keton.
3. Pewarnaan hijau yang
dihasilkan disebabkan karena adanya ion Cr3+ saat kalium dikromat
mengoksidasi alcohol dalam suasana asam.
4. Etanol bisa diidentifikasi dengan
FeCl3 larutannya terjadi pemisahan fase
5. Fenol diidentifikasi dengan FeCl3
menghasilkan larutan ungu
6. Asam sitrat diidentifikasi dengan
FeCl3 larutannya
berwarna merah- lembayung tua
7.
Keasaman Fenol lebih tinggi
dibandingkan dengan etanol.
8.
Fenol dalam larutannya bersifat asam
dan etanol lebih berifat netral
DAFTAR PUSTAKA
Svela, G.1985. Vogel, Buku Teks Analisis
Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro.
Jakarta: Kalman Media Pustaka
Latif,arul.2012.Laporan Alcohol Dan Fenol. http://arullatif.wordpress.com/2012/05/17/laporan-alkohol-dan-fenol/ ( Diakses:
Minggu, 3 November 2013 pukul
13:45)
http://prakkimorg16a.blogspot.com/2012/11/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html diakses pada 16 November
2013 pukul 10.00 WIB.
http://iinfarmasi011.wordpress.com/2012/12/24/laporan-kimia-organik-sifat-sifat-kelarutan-senyawa-organik/ diakses pada 16 November 2013 pukul
10.00 WIB.
Langganan:
Postingan (Atom)